journey

Kliling-kliling #2: Thinking of Resolutions

09:56:00

I'm in the middle of journey to Malang from Jember now while thinking that I haven't had my year resolution. Well, it looks like a late start, but I think there is no late excuse for setting up goals. =)

This year going to be another transition year, because in the middle of it I should move back to Surabaya. I believe that the time will flies in a light speed, so I should do many things as much as possible. Okay, let's start the list!

1. Do shalat punctually. No excuses for delay. 
2. Do more sunnah fasting & shalat. 
3. Read at least 20 ayah of Surah each day. 
4. Cook 2 new menus every week. 
5. Do all the "Bucket List of Jogja"
6. Have our own place to live at Surabaya. 
7. Continue the struggle of Gathotkaca Studio by bringing Surabaya AnimNation to outside of Surabaya & support cak Ikin more to make new film. 
8. Read & finish minimum 1 book each month. 
9. Contact family members minimum once a week. 
10. Exercise French & learn Hangeul, once a week. 
11. Call long-time-never-contacted friend, once a week. 
12. Send the postcards. 
13. Start my own business in Surabaya. 
14. Write blog post once of two days. 
15. Write a serious writing, once a month. 
16. Get my writings published. 
17. Have my own prosumer camera. 
18. DIY project once a month.

That's all! I hope He gives me energy & abilities for maintaining my enthusiasm along this year. Amin!

" Life is a road and I wanna keep going. Love is a river and I wanna keep flowing. Life is a road, now and forever, wonderful journey."
-- At The Beginning, Richard Marx & Donna Lewis.


journey

Kliling-kliling #1: Bad Struck

06:24:00

"From my hometown... Memories are fresh.."

When I arrived at Surabaya, the refrain of Adele's Hometown Glory just resound in my head over and over. Even though what's played there was James Arthur's cover. Hehe.

Have you experienced it? When you walked around a city and you felt like having scenes replayed at every corner. When you walked around and got smiling just every time you hear people talks in their enthusiastic local dialect. Smirking just because of the fume of pollutions, the noise of cars, people cursing of traffic : ordinary annoying things that you won't meet the resemblance ambiance in each city. A feeling that won't be replaced.

That was the exact situation which I had yesterday, at Surabaya. I am grateful for having a good time with friends, even though still had a bad struck at the last day. I have a good conversation and warm Oolong tea at c2o library, a bowl of delicious spicy noodles and delightful afternoon chit chat with best friend.

Sometimes, in a middle of the journey, you found yourself stunned and helpless in facing a situation which unbearable. You always expect good things happened, but you realize good is never enough to be better. At that time, I choose to have a silence, take several steps back, contemplating, cry a river, put useless mind, de-clutter & getting my head clear. I hope I could make it through the day, once again.

Well, it isn't my life when it's going flat. I'm sure everything has their own reason to be happened. And that's the best way from Him to me.

"I ain't lost, just wandering. "

journey

It's The Beginning!

12:27:00

The number at the calendar has already reached 20s when I was still in loving home too much and in procrastinating mood. You know, when a housewife has a 2 full months project works, spent most of the time outside, it could made you missing your home sooooo much! I enjoyed my day just crawling under the blanket, did a Korean drama series rally and kept hubby in my hug as long as possible. Hehe.

After Rendy has had his final exam, we decided for having a holiday. Yay! It's not the big one, only visiting families. Because the families scattered at the East Java province, so it seems like a long journey. My route will be: Jogja-Surabaya-Jember-Malang-Mojosari-Surabaya-Jogja. I really can't help my enthusiasm for this trip. Hihi.
what I called as "travel itinerary". =D
Yesterday, I arrived at Surabaya with 3 hours delay arrival time. The worst. I know when I choose to have a travel with economy class I'll have the risk of delaying. But I'm sure, 3 hours was just too much. If the train management & government do not respons or take it as a serious thing, then I'm sure until next 10 years we wouldn't have a reliable mass transportation. Pffftt.

Anyway, it's still the beginning of a long journey ahead!
=D

daily

Aspirin

12:49:00

Kemarin pagi, di kala kepala agak berdenyut & pusing, seorang sahabat meninggalkan Jogja. Karena kata dialog di Life of Pi, bahwa perpisahan yang  paling menyedihkan adalah tiadanya kesempatan mengucap salam, maka saya pun ingin mengucap salam lewat pesan singkat. 


Saya: 
"Hati2 di perjalanan pak Boss! Semoga angan & mimpinya segera dilekatkan pada kenyataan. =)"

Ia: 
"Ouch..., bagaimana jika ternyata kenyataan itu tidak sperti sebuah konsepsi kenyataan yg (tidak) kita inginkan?"

Waduh, balasannya kok jadi balik tanya. Bisa panjang ini. Runyam. Baiklah, mari dibalas sekenanya. 

Saya: 
"Syahdan, manusia diciptakan dengan akal pikiran & perasaan bukan tanpa alasan. Dari keduanya manusia jadi punya kemampuan untuk interaksi, bermimpi, pejal & tak mudah patah. Aku percaya, bahwa berdamai dengan kenyataan & memanfaatkan keadaan adalah salah dua dari setumpuk kemampuan manusia. 

Dijalani dulu pak boss... Kalo jatuh, toh bisa bangun lagi. =)"

Nah, kalo balasannya panjang gini, seharusnya diskusinya tidak dilanjutkan. Haha. 

Ia: 
"Wuiiiidiiihhh... berat banget tuh comment'nya :)"

Karena ditanggapi seperti itu, saya pun membaca ulang pesan saya. Asem. Memang berat kata-kata saya. Celaka kalau saya sendiri tidak mampu menjalani. 

Berusaha mengalihkan perhatian pada konten pesan, saya pun memilih menyisir rambut yang awut-awutan sambil bercermin. Mendadak, terjadi perlambatan sepersekian detik dan muncul suara bergema di telinga. 

"Vinka, kalau sudah berani menasehati seperti itu, berarti kamu tidak boleh mengeluh, tidak boleh rewel, tidak boleh manja saat mendapat ujian, tidak boleh ini tidak boleh itu.. Kamu harus.. Kamu..."

Saya menggelengkan kepala cepat, berharap suara-suara itu rontok dan jatuh ke lantai. Kenapa sms-an saja jadi dramatis begini? Ah, pasti ini gara-gara Aspirin! 

fave

Setahun Kemarin

23:00:00

Pekerjaan & tanggung jawab yang berkumpul di akhir 2012 sampai awal 2013 ini membuat saya belum menulis sedikit pun tentang peralihan tahun. Rasanya sudah mengganjal, sampai akhirnya harus tumpah malam ini. Memaksakan diri memang, karena sesungguhnya masih ada setumpuk nama pekerja seni dunia yang harus diselidiki alamat surelnya. Tapi sudahlah, daripada ubun-ubun saya pecah menahan gejolak hasrat menulis yang tak reda. Haha. *modus*

Mari melihat sejenak ke tahun kemarin yang penuh dengan pucuk-pucuk momentum di hidup saya. Hmmm...

22 Januari 2012 & 28 Februari 2012
Tanggal yang pertama adalah hari dimana Rendy datang bersama keluarga untuk "meminta" saya menjadi istrinya. Tanggal berikutnya adalah saat dimana saya dan keluarga berkunjung untuk menjawab "permintaan" tersebut. Dag-dig-dug, khawatir, cemas, semua campur aduk karena ini adalah langkah awal kami menuju tahap yang lebih serius. Alhamdulillah, lancar selayaknya jalan tol waktu tengah malam. Wuzzzz!

23 Maret 2012
Saya meninggalkan pekerjaan sebagai asisten supervisor di restoran Qua-Li pada tanggal ini. Pengalaman yang luar biasa, karena dengan bekerja di sini mata saya dibelalakkan oleh kenyataan-kenyataan yang tidak bisa saya lihat di lingkungan pekerjaan sebelumnya. Saya jadi tahu betul, bukan hanya mengamati dari menara gading, tapi juga merasakan diinjak & mencoba bertahan bersama rumput-rumput yang lain. Ada getir yang tak mungkin bisa dipahami oleh orang-orang yang kesehariannya mengecap madu. Di lain pihak, saya dilatih untuk selalu berlimpah tawa, bergembira dengan apa-apa yang ada & berpikir sederhana. =)

7 Juli 2012
Menikah! Impian saya tentang pernikahan seluruhnya terkabul: Bopo lah yang menikahkan saya, dan saya menikah dengan pria yang saya pilih, serta telah memilih saya di antara seluruh wanita di dunia. Saya tidak mungkin memilih dilahirkan jadi anak siapa, atau melahirkan anak yang mana. Tetapi saya memaksimalkan hak pilih yang diberikan Tuhan untuk yang satu ini: suami. 

13 Juli 2012
Hanya selang seminggu dari pernikahan, saya hijrah ke Jogja. Berbekal doa dan niat untuk mendampingi suami, petualangan di tempat yang benar-benar baru ini dimulai. Tanpa pekerjaan, tanpa jaringan, saya merasa "telanjang tak bersenjata" menghadapi Jogja. Resiko jadi orang yang terbiasa dengan rencana ya begini, ketika harus improvisasi total, selalu terbersit ketidakberdayaan. Beruntung, kota yang dipimpin Sultan ini luar biasa ramah dan menyenangkan. Betah!

12 November 2012
Saya senang sekali hari itu, karena saya baru pulang dari Surabaya sendirian dan akhirnya berjumpa lagi dengan suami setelah beberapa hari berpisah. Tetapi yang membuatnya lebih spesial adalah telepon dari mas Antariksa agar saya datang ke iCan, apabila masih tertarik untuk menjadi asisten seniman. Mengagetkan, karena memang seharusnya pengumuman/keputusan pekerjaan ini dikabarkan 4 hari sebelumnya. Saya sudah tidak menaruh harapan. Ternyata, alur cerita berkata lain, di hari itu pula saya bertemu Helen dan mulai bergabung di Project Tobong. Saya bertemu Risang keesokan harinya, dan berlanjut berjumpa dengan teman-teman dari Ketoprak Kelana Bhakti Budaya. Tak ada yang istimewa pada awalnya, kecuali ketertarikan saya pada Tobong yang membuat saya bernostalgia mengingat Tobong Ludruk di Surabaya. Hanya itu. Tetapi waktu kemudian membawa kehangatan persahabatan dan kenyamanan sebuah keluarga. Saya lambat laun sadar, proyek ini akan menjadi bab yang tidak akan mudah dilenakan dari hidup saya. Bahkan, bisa jadi merupakan awal sebuah cerita yang premisnya belum saya punyai, sekarang. 


Sekarang sudah Januari, bulan dan musim pun berulang. Tak sabar untuk menjadikan rencana-rencana indah dalam bentuk nyata. Semoga rentang waktu melapangkan usahaku menuju mimpi yang telah ditata rapi. Amin. 
Ayo, semangaaaaat! =D