bisnis

Personal Branding & Learning Curve

22:59:00

First quarter of 2018 just passed and I could said it's a time full of learning. Have you experienced when you're committed to something then universe pour you its blessing? I just feel it after made a  decision to learn harder this time. I met fabulous mentors and they taught me a lot. 

It's always hard when you admitted mistakes you made, especially when you believed it for long time. For the last 2 years I believed I built @braavosknit in right direction, separated my business with my personal life. I was so confident because I believed I've already had enough knowledge in personal branding & marketing things. Later I should admit that was wrong move and sorting all of it again, put all the pieces puzzle from beginning, starting again. Integrating my personal life/branding with my business is my goal for now. The goal's met when I don't have to say/introduce/telling stories about what I did when meeting someone who knew me. 

Vinka Maharani = Braavosknit/knit/knitting/knitwear designer/yarnshop owner. 

So if you saw me learn to write by doing #RamadanMenulis challenge in @vinkamaharani, bear with it ;D. Now I'm taking step back so I can move forwards for my future life. =)

I'm leaving while give you my recent favorite musician, 10cm, because his voice is sweet and he wears cute purple knitting sweater. 

daily

I'm Back!

22:13:00

Wow, it's so dusty here! Hehe. Usually I'll say regret for not posting in a span of time, but I won't do that now because I'm happy! I'm happy because I know that I wasn't posting anything while focusing on my goals. I put more efforts than usual and all the feedback are amazing. I planned on my knitting project, did selfish knitting, made knitting related video and even the latest video have good response (100+ views in less than a week, I've already so proud, hahaha). And the best thing is I feel so energized to wake up everyday, feeling grateful because God gives me another day, another chance to make my goals closer and closer to become true. 

I feel more positive lately and I'll try to keep it up. Living to the dream is definitely the best way to live. How's your life dear fellas, anyway?

P.S.: Be my fellow in knitting journey in my Instagram @braavosknit. Kisses!

bisnis

Stretching Courage

22:45:00

I feel spoiled, somehow. It's like I'm being too comfortable at this point. So I decide to jump to my dream. Not only dipping my feet, but also dive bravely and taste the real stream that I have to face to know where I should go for realizing the dream itself.

Just like Ruth Gordon said, the courage is like a muscle. We should stretch them out. Even though it felt a bit scary and reluctant at the first step. Whatever. It's all decided, and I'm ready.

hobby

Resolusi Merajut 2016

22:24:00


Adakah dari kalian yang mencanangkan resolusi di awal tahun ini? Bagaimana perkembangannya? Saya iya, tetapi hanya untuk kegiatan merajut saja. Itu pun hanya 3 buah, tidak muluk. Takut kalau terlampau grande, malah tenggelam dalam pesimisme-ketidakmampuan mencapainya. Hehehe. 

Ini dia resolusinya:
1. Berpartisipasi dalam test-knit rancangan desainer rajut luar & dalam negeri
2. Belajar mencelup benang
3. Belajar merajut kaos kaki dewasa

Karena hanya 3 item, maka saya pun memberi batas waktu di tiap 4 bulan alias caturwulan a.k.a cawu. Sekarang sudah bulan April, waktunya rapotan! =D

Alhamdulillah saya menilai diri saya sendiri cukup berhasil untuk target test knit. Saya mengikuti 4 test-knit-call, 1 dari perancang dalam negeri dan 3 dari luar negeri. Yang pertama sekali adalah Safara, sebuah cardigan dengan lengan raglan yang polanya tersedia untuk ukuran bayi hingga balita. Cardigan ini dirancang oleh Taiga Hilliard. Yang kedua, Yemaya oleh Ambah O’Brien. Sayang sekali saya tidak bisa menepati tenggat waktu untuk shawl asimetris yang cantik ini. Berikutnya adalah Tiger Cub Hat oleh Ajeng Galih Sitoresmi. Desainer yang juga jadi salah satu inspirasi saya setelah saya ikut kelas Yubiami-nya. Psst, ia juga baru masuk dalam daftar wanita berpengaruh di Indonesia yang dimuat di majalah Tempo edisi April ini loh! Jempol deh mbak yang satu ini. Dan yang terakhir, yang masih belum diluncurkan secara resmi polanya adalah Raiin, juga oleh Taiga Hilliard. 

Cukup puas karena jadi tahu bagaimana mengoreksi pola, ragam macam sebuah pola ditulis & dideskripsikan, mencoba sekaligus mengetahui karakter benang-benang dari toko saya dalam berbagai bentuk hasil rajutan dan pastinya menambah jejaring perajut di berbagai sudut dunia. Menyenangkan dan membuat semangat lebih berkobar untuk melompat di resolusi kedua: mencelup benang.

Sampai jumpa di bulan Agustus!

benang rajut

Pendukung Terhebat

00:42:00

Minggu ini patut dicatat khusus, terlebih dalam catatan perjalanan rajut-merajut. Di awal minggu saya bergabung dengan sebuah grup di FB yang dibentuk untuk para pemilik usaha, pemintal, perancang benang (atau serat) rajut. Awalnya saya sangat percaya diri untuk berbagi di sana, tetapi setelah diterima masuk, malah jiper sendiri. Nama-nama anggota yang terpampang sebagian besar adalah inspirasi bahkan bisa dibilang rockstar dalam dunia rajut merajut! Of course I'm starstruck-ed.

Tapi alih-alih berlaku selayaknya bintang, mereka sangat supportive & pemurah dalam menerima dan mendukung berbagai pertanyaan hingga gurauan. Mereka mentor yang membumi sekali.

Di sini saya jadi lebih bersemangat untuk mengembangkan usaha jualan saya. Visi & misi pun ditulis ulang, dikoreksi sana-sini. Langkah mulai dipetakan dan sekarang tinggal menjalankan.

Saya bersyukur memiliki partner yang sangat mendukung, sekarang rasa syukur itu berlipat ganda setelah menemukan pendukung(-pendukung) hebat lainnya: kawan senasib & seperjuangan dari berbagai belahan dunia!
P.S. : Yang punya usaha berkaitan dengan benang, gabung juga yuk di sini!

benang rajut

#dupeyarn

20:47:00

Pernah dengar dupe yarn, benang yang serupa tapi tak sama?

Kalau teman-teman penggemar atau pemerhati perkembangan tata rias, pasti lumayan akrab dengan istilah dupe dalam perkosmetikan jaman sekarang. Utamanya dengan merek-merek impor dari luar Indonesia. Sebut saja untuk lipstick, kita bisa cek instagram @dupethat atau website-nya yang melampirkan puluhan (bahkan ratusan) warna lipstick yang dioles, dicoba, dibandingkan satu sama lain untuk mengetahui apabila ada kemiripan, kekurangan dan karakteristik yang membuat lipstick tersebut layak dibeli.

Bagaimana dengan benang? Selama ini kalau benang impor, kita terbantu dengan yarnsub misalnya yang membandingkan dengan teliti dan rinci (system checklist point & prosentasenya itu membuat saya kagum, aduh enak betul ya, tak ada merek yang A ya B aja, wong ga beda jauh!), bahkan sebelum kita pernah memegang benang-benang tersebut. Penjualan & pembelian via online tentu sangat terbantu dengan situs semacam ini, karena ada ulasan serta penjelasan yang detail sehingga mempermudah keputusan pembeli atau informasi yang diberikan penjual juga semakin lengkap.

Itu benang impor, kalau benang lokal? Nah, ini yang bikin gemas-gemas jengkel. Sejauh pengalaman saya yang cekak dalam merajut dan merenda, benang lokal seringkali “gundulan”, tanpa label tentang komposisi penyusun benang, berat/klas benang, gauge/tension, jarum yang disarankan dan lot pewarnaan seperti layaknya label benang impor pada umumnya. Ada sih yang cukup lengkap seperti benang signature dari Poyenghobby, tapi ya sejauh ini cuma Poyeng saja. Belum nemu contoh yang lain. :’D

Dari kegelisahan & keresahan (tsah!) itulah saya pengen memulai untuk bikin review benang yang telah saya bikin swatch-nya. Jadi paling tidak ada bayangan atau hitungan kasar untuk disesuaikan dengan proyek-proyek yang ingin dimulai oleh teman-teman. Saya juga ingin teman-teman mengalami perasaan yang sama seperti ketika saya mencoba dan dapat jackpot: benang lokal yang ternyata “rasanya” persis kayak benang impor. Saya beberapa kali sudah menemui benang yang “Loh, ini kan persis benang impor X!”. Atau ada juga benang impor dari negara berbeda, dengan bahan penyusun yang beda, harga juga beda, tapi hasil ketika dirajut bisa miriiiiip banget.

Saya ingin mencoba benang sebanyak yang saya bisa, tapiii… karena belum jadi milyuner, daya beli yang terbatas ini juga bisa jadi kendala. Itulah sebabnya saya juga menjual benang-benang yang saya temukan dupe-nya. Tapi jual benang memang tidak seperti jual beras. Tidak semua orang butuh benang & satu orang tidak mungkin beli benang sehari 3 kali, ya kan? Jadi niatan saya ini masih sangat membutuhkan bantuan dari teman-teman. Kalau ada yang berminat untuk urun rembug, urun benang, yarn swap, atau provide yarn test, boleeeeeeh banget lhoo.

Urun rembug kayak apa? Bisa dengan kasih info saya: eh Vin, aku pernah coba benang A, beli di Z, kayaknya mirip dengan benang D yang beli G, coba gih. Info seperti ini bisa membantu saya untuk bikin watch-list, jadi kalau duit sudah ngumpul ga bingung mau coba benang yang mana.

Bisa juga yang jualan benang, kalau males bikin swatch, bisa saya bikinkan. Yarn test yang di-provide oleh penjual tertentu pasti akan mencantumkan si penjual/provider dengan jelas.

Lho, katanya kamu juga jualan dari benang yang kamu tes Vin? Terus gimana dong posisi penjual yang benangnya kamu tes tadi? Ya gakpapa, penjual tetap dicantumkan, saya juga bisa jual benang yang sama, teman-teman perajut bisa pilih beli di mana. Lumayan, jadi ada pilihan untuk beli di tempat yang terdekat dari teman-teman (bisa hemat ongkir kalau dekat! =D). Toh, paling-paling saya juga kulakan di penjual tersebut. Hehehe. No worries, rejeki ga bakal ketuker. ;)

Kalau yarn swap gimana? Ya tuker-tukeran benang: Vin aku punya benang A, kayaknya belum pernah kamu swatch, mau ga? Tuker benang yang menarik/oke buat topi atau blablabla dong. Kita bisa ngobrol biar dapet best deal buat kedua belah pihak yaa.

Aduh, ga usah ribet. Nih aku punya benang sekeranjang nganggur, sok atuh di-swatch semua! Naaaaaaaaaaaaaaahhh, ya ini yang ditunggu-tunggu. Hehehe. Untuk teman perajut yang berjauhan dari domisili saya, apalagi yang nyumbang gini, saya mau banget tanggung ongkos kirimnya. =D

Di postingan selanjutnya, saya akan cerita benang yang sudah saya swatch. Yang pengen urun rembug atau dukungan yang lain bisa komen di bawah atau email di vinkamaharani@gmail.com. Happy knitting & crocheting, fellas!


Disclaimer: Tentu setiap orang memiliki gaya & tarikan tertentu dalam merajut, yang mempengaruhi hasil rajutan. Saya berusaha untuk memberikan info rerata atas benang tersebut yang bersifat umum untuk mempermudah kalkulasi serta kesesuaian benang untuk proyek yang ingin dimulai. Saya, seperti halnya anjuran yang tertera di tiap-tiap pola rajutan, menyarankan: take time to check gauge. Terima kasih. =)

hobby

[Review Pattern] #KALPapiput : Neon Ski Bonnet by Lacey Volk

21:43:00

*dalam tulisan ini banyak istilah rajut-merajut. Bagi yang penasaran, boleh bertanya lho. Shoot me the question at comment! =D



Wah, senang sekali rasanya bisa menyelesaikan rajutan dalam KAL atau Knit ALong. KAL biasa diadakan oleh para perajut dimana mereka bersepakat untuk menyelesaikan satu (atau dari rangkaian karya desainer tertentu) dalam rentang waktu yang ditetapkan. Saya seringkali kurang percaya diri untuk dapat berkomitmen menyelesaikan project dalam waktu yang terbatas, padahal rentang waktunya juga tidak terlampau ketat. Tapi, karena sedang menjalankan discipline fitness, saya merasa tertantang untuk dapat bergabung dalam KAL yang diadakan oleh Papiput Shop // pemiliknya Mbak Amelia Putri. Apalagi dalam pola ini ada beberapa teknik yang ingin saya pelajari tetapi belum kesampaian. Hehe. 

Saya memulai cast on pada tanggal 20 November 2015. Kesulitan yang menguji keteguhan niat langsung datang: jarumnya nggak cocok. T_T Dalam pola, terdapat teknik magic loop yang disarankan untuk digunakan (agar lebih mudah), eh ternyata jarum circular saya yang sesuai gauge kaku banget & kurang panjang. Walhasil harus bersabar pakai DPN dan merajut pelan-pelan. Setelah ujian tentang jarum, rajutan relatif lancar. Saya memang beberapa kali mengulang proses pick-up, karena belum pernah melakukannya sebelum ini. Hitung-hitung ongkos belajar sih. 

Saya menggunakan benang DK Robin warna kuning cerah. Total habis 2 gulung untuk ukuran "Small Adult". Keuntungan pakai benang ini adalah masih oke dirajut meski sudah bongkar-pasang beberapa kali dan hasilnya lembuuuut banget. Saya menggunakan jarum DPN & circular ukuran 5.0mm, disesuaikan dengan test gauge-nya. 

Kalau diringkas, pola ini punya beberapa titik kesulitan yang bisa ditaklukkan: 
  • Teknik magic loop. Pastikan jarum circular anda cukup panjang & cukup lentur ya. 
  • Teknik cable. Untuk kenyamanan, cable needle memang membantu, tetapi pakai DPN juga bisa kok.
  • Pick up evenly, with skipping some stitch. Karena memang jumlah stitch yang tersedia dan yang akan dipick up berbeda. Ada selisih.
  • Twisting yarn untuk talinya. Awalnya agak jiper karena bahasanya agak asing untuk penjelasan bikin tali ini, tapi ternyata setelah diikuti dengan seksama, hasilnya baguus! Bisa rapi jali ala-ala tali pengikat korden. =D
Jadi, simpulannya, merajut pola ini menyenangkan. Pompom raksasa itu juga membawa kesan fluffy dan bahagia. Entah lah ya, untuk saya bikin pompom itu memang bikin hati happy. Coba deh kalau tidak percaya. Selamat berkarya!

Sebelum ditambah tali

hobby

Vest for Hubby and Its Yarn

12:15:00


Proudly present Hubby's vest by me!
 After 3 months passed, finally the vest that I knitted for my hubby was done! Yeeaaaaayyyyy! It's my longest journey in knitting project anyway [till now], so you probably could imagined how my feeling was. I smiled ear to ear when he finally wore it to go to work. I received many questions and compliments: "How long you did the vest?", "how could you keep the patience for doing big project?", "how long you learned knitting to be ready to knit the big project?", and so on. Somehow, I really want to write how you could keep the pace and curiosity in knitting, but since I am a very beginner and only learned since 4 months ago, I feel that I am not qualified to do so. Then, today, I just want to tell you how the story behind this knit project. =D


back-detail
First thing first, asking the people that you will knit what s/he want. I asked my hubby, what piece of knitting that he really want. He said, something wearable, not too difficult to me to knit and looks good on him. I've a thought for making him a sweater, like what mbak Ajeng did here, but I realized that how to seam the sleeves and other part will be a tough challenge to me. Then I chose vest and start looking some patterns and my eyes got stuck to this! It looks classic yet do-able, because I've already learned cable knitting before. My hubby also liked it directly, so we move to another step: YARN!



Yarn is quite a tricky part of knitting, in my own opinion. It's the main ingredient of your knit-project, then almost every aspect will relate to yarn. At a glance, I looked for the price of the same yarn as cited at the pattern, but then the budget will go gaga. That's why I should do a bit research for yarn-hunting. Most of the knitters who had the pattern used import yarn, I simply can't afford the same yarn with the same price in Indonesia, then I narrowed my preference to local yarn. If I talked about local yarn, then I turned my sight to Poyeng first. Perhaps you've already read my previous post about me introduced to knitting by met this cute hobby shop, since then it's hard to find the rival of the same kind shop. Poyeng had their signature yarns and the latest [at June, it just came out] was Hand-Dyed Rayon. The colors were lovely! Especially for the Vintage series, I just want to grab them all. Huhuhu. My husband let me chose the color, and after a deep thinking process, I took maroon. In several times of buying, for total I bought 10 skeins, each 100gr. The vest only took almost 7 skeins though. And in the end, I bought the Light Magenta color too, 2 hanks and 2 skeins. Please, it's simply irresistible. =P




Once I got the yarn, I made the gauge, but then I realized that the pattern wouldn't match. I had to double it up to match the gauge mentioned there. What I feel relieved was, even though I did double-ply-ing, but the Hand-dyed Rayon just keep smooth and fitted perfectly to the pattern. I was afraid it will look awkward and not good in his appearance, but the result turned out very nice. The Vintage series also had irregular pattern and color gradual, it helps showing the smooth texture of the knitting. The only thing that surprised was the dye color of the yarn faded to my bamboo needles, huhuhu. My needles turned red-ish now. It seems they need to evaluate more in that, but for the price I paid, it still made me content. =)



If you're missing your favourite colour or always left empty handed in Poyeng's yarn, it's a sign for you that you have to be keep-updated. Follow the owner's twitter account, its Facebook page and their website. A little tips anyway, try to diligently click here, my happiness shortcut for their giveaway. Hihi. They usually give knitting tidbits that always encourage us to keep knitting on.

For finishing this project, somehow it was like a milestone for my knitting journey. It challenges my resilience, patience and procrastinating habit. Knitting sometimes just like a one side-started war with myself, with the needles as a weapon, pattern as a tactic map, yarn as the battlefield. The winning comes very sweet & delightful in the end. It is the reason why I want to knit more and more.

Quoting an old Norse-Viking saying: 
"From his weapons on the open road, no man should step one pace away." 
Keep knitting fellas, and Hurrah!
 

daily

QoTD: Give Up Never Seems This Easy

12:20:00

"It's not pretty and it's not easy, 
but you can't give up on her."
- Caroline Forbes, TVD.

This sentence said when Caroline told Stefan to hold on his faith to Elena. And now, I want to use the quote to myself, for keep holding on to the piece below: 
my first big knitting project. 
=3


daily

Knit Stories #2: Behind The Knit Gift

22:40:00


Finally! I finished my 2nd knitting in 3 weeks. A quite long duration for a simple scarfl, but I'm still proud of it. I made it specially for Poet, my best friend who had her birthday at April 28th. I know it's late, but it's better late than never, 'aight? =P

I, somehow, feel grateful for doing this project because it accompanied me on many journey and occasions. From the station to the train, to the hospital when I passed my time with my mother, to the boring silence and so on. I found that knitting soon to be my 2nd loyal-silence-friend. The first is books, anyway. You could check the process in photos below. 

After the scarf's done, it left some yarns so I made 2 ribbons and sew them to hairpins. I really thought they are beautiful. *self-proclaiming. Haha* The process took my patience, time but increased my technique in knitting too. I learnt purl stitch and stockinette stitch here.

And yes, here is the link for the pattern. Try 'em! =)

 
At Lempuyangan station, it's still so short!
Already at home (Jogja), and the skein still looks so full...

Sitting in Sancaka train, went to Mojokerto to see my mom. 
The scarf's done, look at the skein! And the hairpin's there too. Happy! =D

daily

Knit Stories #1 : First Batch!

22:43:00

Finally! I've just finished my first knitting project. Huwooooow. The first step is always the hardest, isn't it? I actually thought the second step is the hardest, tho. Anyway, I got introduced to knitting by the event #JogjaEklektik when I learnt yubiami, finger-knitting. Mbak Ajeng, the owner of Poyeng, a lovely little workshop in Jogja where you could learn almost everything about knitting, was the one who gave the lesson of yubiami. Later, I came to Poyeng for lend a tapestry needle, because I want to sew my yubiami results. I was in awe with the variants of the yarns, needles and another knitting tidbits. I dare myself with buying a set of double points bamboo needles and a roll of soft acrylic yarns, by the Poyeng fellow assistance. She said that I could try to learn make a pair of baby shoes for the first challenge. I visited mbak Ajeng's blog, then get the pattern here. And now, I proudly present my first booties. Yeay!