Saya baru beberapa hari mengikuti Fellexandro Ruby di Instagram. Ada satu postingan yang membuat otak saya terus-terusan berpikir.
![]() |
Klik gambar untuk menuju post @fellexandro |
Menurut saya, bahasan Ruby ini benar & menarik, tapi masih ada kelanjutannya. Sebenarnya, ada ga korelasi antara pendapatan & kebahagiaan/kepuasan hidup? Dua penerima Nobel Ekonomi Danny Kahneman & Angus Deaton melakukan penelitian: What's the correlation between "Life Satisfaction" & Incomes. Yang mereka cari tidak hanya sekadar korelasi, tapi ada nilai ambang batas ga? Apa ada titik (pendapatan) dimana ketika kamu sampai di titik itu, secara umum kamu ga akan kesulitan mencapai kebahagiaan?
Ternyata ada! It's $75000/tahun. Jadi kesimpulannya kalau sudah memiliki pendapatan segitu, tingkat kebahagiaanmu itu tidak akan terpengaruh banyak dengan pertambahan duitmu. Jadi misal di awal ketika pendapatan cuma $10rb/tahun, ketika dapat pendapatan lebih, itu akan berpengaruh sekali ke tingkat kebahagiaanmu. Tapi setelah $75rb/th, pertambahan materi itu nggak begitu pengaruh lagi ke tingkat stress, seberapa kamu sedih, etc. Mengapa $75ribu? Tidak begitu jelas mengapa, tapi di penelitian tersebut mereka tahu kalau angka itu wajar karena kira-kira dg uang segitu kebutuhan apa aja sudah ter-cover di US.
Tentu nilai ini tidak bisa dikonversi mentah-mentah dalam konteks pendapatan di Indonesia. Terlalu banyak faktor & konteks yg harus dipertimbangkan untuk hal ini. Then what? Belajar dari pembahasan ini saya mendefinisikan nilai ambang batas untuk kekayaan saya adalah... mangkok dengan irisan banyak macam buah
![]() |
Klik gambar untuk menuju post @vinkamaharani |
![]() |
Tabel dari penelitian Kahneman & Deaton |