lesson

Hanya PadaMu Aku Bersandar

04:44:00

Kadang "settingan" Gusti Allah itu hanya tepat untuk diterima, tanpa perlu dinalar, tanpa perlu dipertanyakan. Selasa lalu saya berangkat ke Birmingham. Perjalanan yang sudah direncanakan jauh hari, tiket & cuti sudah dipersiapkan. Di tengah perjalanan saya mendapat telpon, ada penghuni gedung tempat saya bekerja, meninggal dunia. Ketika pulang dan bekerja kembali, di tiap shift banyak sekali yang bertanya, apa yang terjadi, apa sebab & bagaimana bisa terjadi. Saya tidak tahu, dan kadang dalam posisi ketidak tahuan itu terasa menyesakkan. Rumor beredar, bahwa penghuni tersebut mengakhiri hidupnya sendiri. Tidak seperti di Indonesia, di sini jika polisi serta pihak berwajib yang terkait sudah memberi batas, ia meninggal maka itu saja yg perlu dan patut anda tahu.

Setelah memastikan identitas penghuni yang meninggal (bangunan ini cukup besar, meski sudah bekerja 3 bulan, saya tidak mungkin hafal semua orang), mau tak mau ada penyesalan tumbuh. Pertemuan terakhir saya dengannya ketika di atas bus seusai menjemput Hayu pulang sekolah. Matanya terpaku di layar gawai. Saya turun dulu, kemudian heran karena ia tak ikut turun. Andai saja saat itu saya menepuk pundaknya, jika saja... Kalimat ini terngiang terus menerus di kepala saya. Lalu ketika kemarin saya membaca berita bintang K-Pop, Goo Hara ditemukan meninggal, dengan dugaan bunuh diri, runtuh juga akhirnya air mata. Mengapa (harus begitu)? Kesakitan seperti apa yg ia rasakan hingga memilih jalan tersebut? Mengapa manusia bisa sangat jahat terhadap sesamanya?

Pagi itu saya menyampaikan kepada atasan, apa saja yang ada di benak saya, apakah ada yang bisa lakukan. Setelah itu rasanya sangat lega. Beban di pundak ini terangkat seketika. Beruntung di tempat saya bekerja ada wellbeingness officer, atau yang bertanggung jawab dalam dukungan mental. Ia tak hanya mendukung pelajar (yang merupakan klien kami) tapi juga karyawan. Ia memastikan & meyakinkan saya bahwa perasaan berat yang saya alami adalah wajar dan saya tidak harus menjalani semua ini sendirian. Atasan dan pihak universitas siap bertindak agar rumor dan kegelisahan di antara para penghuni dapat mereda.

Seusai itu saya sandarkan semuanya padaNya. Ia pun sudah menata semua dengan sempurna. Tiga minggu ini saya menjalani kerja tambahan di kantor pusat, jadi jadwal padat merayap. Fokus saya hanya pada memastikan selalu ada makanan yang siap disantap di rumah, bergantian dengan suami untuk antar jemput Hayu tepat waktu, juga bekerja dengan baik & tak terlambat. Pulang ke rumah saja rasanya sangat bahagia, karena mengarungi cuaca yang muram di luar sudah cukup menantang. Tidur tak lebih dari pukul setengah sebelas malam, agar stamina tetap terjaga. Betul-betul Allah Maha Baik, skenario ini jadi pelajaran untuk menerima & melepaskan diri ini sebagai makhluk. Menerima kapasitas diri ini dan tak memaksakan kehendak.

Dari sini muncul ketenangan, kejernihan berpikir. Kawan sepekerjaan kaget sekali ketika mengetahui saya masuk ke kamar mendiang untuk mengecek beberapa hal atas arahan atasan. Ia bertanya, apa kamu tidak takut? Ia merasa takut karena kesimpangsiuran penyebab kematian gadis ini. Saya hanya menjawab, apapun penyebab kematiannya ada beberapa hal yang memang harus dilakukan, maka saya lakukan saja. Jujur sempat terasa takut, atau lebih tepatnya tak nyaman. Tapi kemudian saya tersenyum sendiri, mengingat bagaimana ketika Bapak saya meninggal justru hal yang saya lakukan adalah berlama-lama berada di kamar beliau. Jika saya bisa melakukan hal itu, maka mengapa saya tidak mampu untuk sekadar masuk & melaksanakan tugas saya.

Sungguh, Allah adalah sebaik-baik pembuat rencana.

thoughts

Sick of (Overused) Empowering Word

03:58:00


Have I told you that my life is like a "season"? Like every time it has the theme, with its own ambiance and aura. So last night, I just can't sleep. I'm really annoyed of my own thoughts because of the series of incident that happened & I witnessed.


It started with the incident of my community that I really cherished. They had opportunity to work with business person and at the end of the day it turned out the business person was not really appreciating of the craft of my community. How could a person who tell everyone that they are empowering women turned out they are just exploiting and even not paying for the hard work of the craft itself? It blew my mind away. The second is what I witnessed from the Twitter fiasco between one of controversial influencer in Indonesia called out by creative person about her attitude of violating copyright by using another creative or artists' picture in her posts. It became a real catastrophe when the creative person captured the chat between them where the influencer bullying & oppressing her by threatening to bring out lawyer, suing etc. What's truly sickening was the influencer rejected and not admitting about her threatening attitude. While at the recent time she's like advocating the act of "empowering" women and not compared one woman to another. What the...

The third is when I saw this post from Michelle Elman (@scarrednotscared). She is talking about how women should be more confident about her wage. Women should be confident of her qualities and not underestimating her value. Women deserved to be paid equally or even more for her hard works.

The saddest thing about the first & second story above were all the parties are women. Do women got twisted understanding of "empowering" meaning? You can not "plead that you've empowered women" just by giving them (underpaid) money. You must treat them equally, just and fair. If you can't pay them as good as it should be, just be an honest business person by saying it upfront, make a nice & clear agreement and not using term "empowering" in your marketing package, ads & social media. Duh.

Perhaps we overused the term of empowering itself. It sounds sexy, sophisticated and selling. But the real meaning seems abstract & not really absorbed to be brought into daily behavior. How about make it simple? Just be kind, be honest, just, fair, positive and supportive to each other. I believe none misunderstood these set of characters, right? I believe if you could implement those integrity, then you've already did "empowering" and it would bring confident of people that you supported. By treating people well you humanize them, you bring out the best of them. You let them grow, you let them learn and by that you make them know their real values. And they won't underestimate their-selves like Michelle's statistic.

Be kind. Be just & fair. Be honest. Be positive & be supportive. I beg you, please.