bisnis

Stretching Courage

22:45:00

I feel spoiled, somehow. It's like I'm being too comfortable at this point. So I decide to jump to my dream. Not only dipping my feet, but also dive bravely and taste the real stream that I have to face to know where I should go for realizing the dream itself.

Just like Ruth Gordon said, the courage is like a muscle. We should stretch them out. Even though it felt a bit scary and reluctant at the first step. Whatever. It's all decided, and I'm ready.

resensi

The Good Wife (2016)

01:52:00

Ini kali kedua saya merasa menemukan drama Korea yang memuaskan hati & pikiran. Yang pertama adalah Healer, sedangkan yang kedua adalah The Good Wife. Mungkin bukan kebetulan kalau keduanya memiliki tokoh yang diperankan oleh Yoo Ji Tae. Bisa jadi ini tentang kemampuan akting yang mumpuni dan perihal kecerdasan memilih skenario yang bernas sekaligus kompleks.


The Good Wife adalah drama remake dari serial Amerika Serikat yang berhasil dan tayang cukup lama selama 9 musim. Dalam versi Korea sendiri hanya ada 1 musim (sampai saat ini) dan mengikat hati pemirsa mulai dari jajaran bintang papan atas sebagai pemeran sampai ke pilihan detail kostum/wardrobe yang mengundang decak kagum. Saya sendiri merasa puas dengan serial ini karena wilayah abu-abu yang terbentang luas di masing-masing karakter. Tidak ada tokoh yang sepenuhnya benar atau betul-betul salah. Logika dan keputusan yang diambil tiap karakter dapat dipahami, bahkan ketika harus bersikap antagonis. Hal ini membuat cerita yang disampaikan humanis dan tak berjarak dengan pemikiran penonton. 


Ulasan lain mungkin akan bercerita bagaimana Jeon Do Yeon sukses mengawal tokoh Kim Hye Kyung sebagai ibu sekaligus pengacara amatir. Atau bagaimana Yoo Jitae menjadi sosok yang tak bisa ditebak, ingin kita benci tapi sekaligus mengiris hati di saat yang sama. Tapi saya betul-betul terjerat dalam hal-hal kecil yang dimunculkan dalam serial ini seperti pilihan wardrobe, setting background dalam tiap skena dan bagaimana printilan itu bermakna jauh lebih luas dari sekadar dialog yang diucapkan oleh aktor. 

Saya suka bagaimana lift dipilih sebagai tempat Hye Kyung dan Joong Won berinteraksi. Ada 3 skena utama dengan lift dimana secara gradual menunjukkan bagaimana hubungan mereka dari sekadar cinta bertepuk sebelah tangan, lalu perasaan resiprokal dengan timing yang meleset kemudian the makeout kisses. Pun juga dengan pink-fuschia stiletto dan lipstick (crayon type) yang dipakai Hye Kyung saat dalam keadaan hatinya ragu-ragu atau menghadapi kasus yang besar dan berat. Saya sangat menyukai bagaimana warna fuschia dipilih, dibandingkan merah, misalnya. Karena tone yang dibawa lebih ke start fresh & anew, menunjukkan konfidensi dan youth spirit

Serial ini juga membawa optimisme dalam dunia drama Korea yakni membawa trend drama yang tokohnya tidak hanya berani memilih, tetapi juga cerdik dan bukan tipe drama upik abu semata. Trend dengan variasi genre ini secara konsisten digaungkan TvN sebagai stasiun tv kabel yang menayangkan Misaeng, Reply series, Signal. Dengan deretan drama yang menyenangkan untuk diikuti ini, I'm a happy viewer!

The Country Lanes

22:17:00

The same route for going home never felt easy after the 2nd September, last year. It paints the same suffocation, the same screams, the same tears.The memories linger, not budging in any inch.

Are you safe there?
Do my prayers really meant to you?
Do my good deeds make them treat you better?

I'm scared that you hurt. I'm scared if anyone hurt you.

I don't have any choice than holding my faith tight and praying to Him to keep you warm by His love.

You're the loudest reminder that nothing last forever, dear lovely father.