cooking

Resep Pancake ala Urban Cook

23:42:00


Seperti yang sudah dicanangkan di resolusi tahun ini, saya berusaha untuk memasak 2 menu baru tiap minggunya. Saya tidak membatasi pada jenis menu apa yang saya masak, agar tidak mempersulit diri sendiri & sekaligus melebarkan ragam masakan yang saya coba. Resolusi ini termasuk yang paling berhasil, karena saya cukup konsisten melakukannya. Ketika sedang bersemangat, malah bisa lebih dari 2 resep. Sampai saat ini, sebenarnya cukup banyak resep yang bisa dibagi. Sayang duhai sayang, tersebab sering terlanda kemalasan, ujung-ujungnya hanya difoto dan diunggah di Instagram. Tidak berlanjut di blog. =D

Minggu kemarin, saya mempraktekkan resep dari chef Yuda Bustara, yang menggawangi Urban Cook di Kompas TV itu. Chef Yuda memasak beberapa resep dalam rangka jamuan Valentine, salah satunya kesukaan suami nih: pancake atau panekuk. Dulu, saat masih berpacaran, kami pertama kali menjajal panekuk buatan profesional di Mr. Pancake. Enak sih, tapi karena kantong dipaksa ditutup untuk persiapan pernikahan, harganya jadi kurang enak. Hehe. Akhirnya saya mencoba membuatkan pacar (a.k.a suami) panekuk dari tepung siap pakai. Hasilnya jauh. Tidak fluffy dan terkesan bantat. Jadinya agak kurang percaya diri untuk bikin lagi. 

Nampaknya niat itu tumbuh lagi ketika melihat chef Yuda memasak. Kesannya simpel, mudah dan cepat. Alhasil, saya pun penasaran untuk menjajal. Hasilnya sangat memuaskan! Bahkan dari segi penampilan sangat cantik. Berani lah kalo diadu. Haha. 

Berikut resep panekuknya, jangan ragu-ragu, pasti oke! ;;)
Panekuk versi saya.

Bahan-bahan: 
• 1 cangkir tepung rendah protein (versi saya: 140gr)
• 2 sendok makan gula
• 2 sendok teh baking powder
• 1/2 sendok teh garam
• 1 cangkir susu (240 ml)
• 2 sendok makan mentega tawar, dicairkan, atau minyak sayur (saya: margarin, dicairkan tapi tidak sampai bening)
• 1 telur
• 1 sendok makan minyak sayur
• Aneka topping, seperti mentega, sirup maple, gula halus, madu, selai, manisan, whipped cream atau sirup cokelat (saya pake eskrim buatan sendiri dan susu kental manis)

Cara buat:
1. Dalam mangkuk kecil, kocok tepung, gula, baking powder, dan garam, sisihkan.

2. Ambil mangkuk yang lebih besar, kocok susu, mentega (atau minyak) dan kuning telur, sementara itu kocong putih telur terpisah sampai mengembang

3. Tambahkan bahan kering ke campuran susu, kocok sampai tercampur, jangan terlalu overmix, terahir campurkan putih telur dengan perlahan agar gelembungnya tidak pecah.

4. Panaskan wajan besar (antilengket) di atas api sedang.

5. Dengan tisu dapur olesi wajan dengan sedikit minyak sayur

6. Masak pancake sampai berbuih, jika sudah berbuih berarti sudah saatnya dibalik, masak kira2 1 menit. (saya menuangkannya menggunakan scoop eskrim, sehingga hasilnya rata. Jangan lupa tuangkan tepat di tengah betul, agar hasilnya bulat sempurna)

7. Jika anda ingin pancakenya tetap panas, Panaskan oven sampai 100 derajat, siapkan Loyang tahan panas untuk menyimpan pancake yang sudah jadi agar tetap hangat, selama anda masih memasak sisa pancake

8. Sajikan hangat, dengan topping yang diinginkan.

*dengan scoop eskrim 4.5, hasil akhirnya 13 lembar panekuk*

family

Kliling-kliling #3: The Ponakans

17:49:00

From this journey, one thing for sure as the aim was meeting with my niece & nephews. It's already several months since the last time I met them. Ied Mubarak, if I'm not mistaken. I miss them so much, and I don't want they forget me. And of course, the side aim was make their uncle much closer. =D

 
Daiva & Abi
As they growth, they are getting more and more adorable, as always. It makes me happy that they can show their love upon me: how Daiva & Abi hug me tight at the very first. =')

Wangi has reached her babbling phase. I'm more than happy that she directly lingered on me. I believe she still remember my voice, recognizing my story and our laughs. These are priceless. 

Wangi & her father, in Buddhist hat.
Wangi, the little vampire. =P
Somehow, by this journey, I wonder: this is the feeling of being an aunt, you have a big love for niece & nephew. But me, as the niece of my aunts, never really understood about their feeling. I feel guilty and want to try show more love to them. I really hope having the chance. Well, one day, definitely. 

*Ponakan: short of keponakan, Indonesian word for niece, nephew

daily

To Work or Not To Work?

15:11:00

Today, my hubby starts his campus activity again. I stay at home because Jogja's weather is unknown. Big rain usually comes for a very long time and clouds hanging there without sun's appearance. I'm in the middle of crossroads now. It's confusing and I don't like it. 

As the title of this post, it is about work. Working or not. That's what linger on my mind. I'm a typical perfectionist, so I don't like any doubt in myself. I used to have my own income, became financially independent before I graduated from campus. The situation is, I only have around 3-4 months left in Jogja, so it wouldn't let me have a long contract work here. Even though the short type is minimum 6 months duration. My last job is project based for only 2 months, but this type doesn't much happened. Yes, I have a plan to do several things in Jogja, but still, it needs cost. Me & my hubby have a big mission to accomplish which took all of our attention, money included, into it. And I don't want to bother the finance of the mission with my fun-yet-optional-plan. 

What should I do then? =3

cooking

Pak Bondan, Sasa & Monosodium glutamat

15:16:00


Kemunculan Pak Bondan Winarno dalam iklan Sasa memantik banyak respon negatif di jejaring sosial. Para pekicau banyak yang menyayangkan keputusan beliau membintangi iklan tersebut, dikarenakan Sasa termasuk Monosodium glutamat, yang selama ini diasumsikan memiliki efek negatif bagi manusia.

Menurut saya sendiri, saya tidak punya soal dengan keputusan beliau. Ini hak prerogatif mutlak Pak Bondan untuk menerima tawaran tersebut. Yang menjadi menarik adalah diskusi serta wacana yang kembali mengemuka tentang pro kontra MSG. Berikut adalah kutipan lengkap twit berseri yang dilontarkan pak Bondan dengan tagar Sasa (#Sasa) di linimasa beliau.

1. Saya tahu Anda menyayangi saya, dan bereaksi negatif atau mempertanyakan endorsement saya di iklan Sasa. Terima kasih atas atensi
2. Sebetulnya tidak makanan/minuman yg 100% sehat. Yg ada adl cara hidup sehat dgn makan/minum secara benar.
3. Kalau Anda masak dgn kunyit/jahe/kencur yang berjamur, Anda juga memasukkan kontaminan ke masakan Anda.
4. Pikir ulang, apk mengganti MSG dgn gula adalah alternatif yg baik, mengingat RI sudah jadi negara ke-4 dlm urutan diabetes?
 5. Rokok dibatasi pengiklanannya dan wajib mencantumkan amaran/warning box. MSG tidak ada pembatasan spt itu. Ada izin FDA dan BPOM. 
6. Mereka yang telah memutuskan untuk hidup tanpa MSG tidak perlu lagi mengikuti kicauan ini. Anda telah meyakini apa yang Anda pilih. 
7. Jangan pula menelan mentah2 kicauan saya ini. Pelajari info relevan dr Lancet, John Hopkins, National Academy of Science (USA), dll
8. Secara ilmiah FDA memasukkan MSG dalam kategori 'naturally occuring' dan 'generally recognized as safe', sama seperti Vit C.
9. MSG bukan senjata pamungkas. Bila soto Anda tawar, itu krn bumbunya tidak proporsional. MSG hanya taste enhancer (penyelaras rasa).
10. MSG tidak mutlak/wajib ada dalam masakan. Bila Anda ahli masak dan sudah langsung gurih, MSG tidak Anda perlukan lagi.
11. MSG adalah garam dari asam glutamat, bagian penting nutrisi protein dalam bentuk asam amino non-esensial.
12. Secara alami asam glutamat terdapat pada banyak bahan pangan alami: daging, ikan, sayur, ASI, dll.
13. Ilmuwan Jepang menemukan MSG dalam kombu (rumput laut) dan membuatnya sebagai taste enhancer untuk menciptakan rasa umami (gurih).
14. Dunia Barat juga mengenal MSG konsentrasi tinggi, dalam bentuk keju, jamur, dan daging yang digarami (cured meat).
15. Secara alami, tubuh manusia juga memproduksi asam glutamat dan menyimpannya dalam jaringan otot, otak, dll.
16. MSG dibuat dari bahan alami yg mengandung glukosa (tetes tebu, jagung, tapioka dll) yang difermentasikan.
17. Asam glutamat dari MSG dicerna dan diserap tubuh sama persis dengan yang berasal dari bahan makanan alami.
18. Bila bumbu2 sudah proporsional dan lengkap, hanya dibutuhkan sedikit MSG (0,1-0,8% dari volume masakan). Camkan prinsip ini! 
19. Kandungan sodium (garam) MSG adalah 1/3 dari garam dapur. Bila dipakai dgn benar, MSG mengurangi garam dalam masakan.
20. Chinese-restaurant syndrome yg dituduhkan pada MSG lebih disebabkan oleh kolesterol dari bahan lain (daging, lemak, dll). 
21. Rata2 org Jepang konsumsi 800gr MSG/thn. Indonesia 300gr. Apk kematian/kesehatan/kecerdasan org Jepang lebih buruk dp kita?
22. Konsumsi MSG per kapita per thn Singapura 1600gr, Taiwan 1800gr, HK 1300gr, Korea 1250gr.
23. Banyak isu lain yg perlu kita perhatikan dlm hal makan/minum, al. recommended daily allowance, nutrition label yg kita abaikan.
24. Bila ingin hidup sehat, pelajari selengkapnya cara hidup/makan/minum yang benar. Bukan sekadar anti-MSG, anti-telur, anti-daging.
25. Teori2 detox, diet alkali, diet makrobiotik, food combining, dll jangan diterima secara sambil lalu (hearsay). Pelajari n pahami.
26. Ajari/biasakan anak makan sayur. Bila terlanjur terbiasa makan gurih (MSG), anak2 akan semakin tidak doyan sayur. Ini isu penting!
27. Maaf bila ada kesan menggurui ataupun membela diri. Belajar! Pahami! Hidup memang penuh risiko, khususnya bagi yg tidak belajar.

Ada beberapa poin penting yang menurut saya harus digaris bawahi, diberi highlight/stabilo kalau perlu, dalam penjelasan pak Bondan di atas: asal, proses dan pilihan. Sepertinya tidak banyak yang betul-betul memahami asal muasal MSG, bagaimana proses pembuatannya hingga menjadi MSG yang sedemikian rupa. Tentang pilihan, setelah anda memelajari bagaimana ia dibuat & hasil yang menyebabkan ia boleh digunakan, maka selanjutnya adalah hak anda untuk memilih.

Oh iya, kalau boleh menambahkan 1 hal dari penjelasan pak Bondan, tentang alergi & respon terhadap MSG. Ada yang pernah memberitakan jika MSG dapat menyerang saraf motorik, hingga kemudian mengakibatkan kelumpuhan (maaf, saya lupa sumbernya). Ada juga yang mengalami demam, atau sakit lain yang terkategorisasi dalam keluhan ringan. Food Standard Australia New Zealand menyebutkan bahwa memang ditemukan, terdapat individu-individu yang sensitif, dengan jumlah kurang dari 1% dari populasi yang memiliki respon alergi terhadap MSG. Hal ini terjadi ketika mereka mengonsumsi MSG dalam jumlah banyak dalam satu makanan. Menurut saya, ini wajar. Sama halnya ketika mengetahui ada orang yang alergi terhadap kacang, produk laut, dan sebagainya.

Bagi saya pribadi, saya memang mengurangi penggunaan MSG. Bukan karena alasan kesehatan malah, tetapi karena alasan suka-suka saja. Saya merasa, akan lebih nikmat ketika menggunakan asam glutamat yang muncul secara alami. Itulah sebabnya saya selalu memiliki persediaan kaldu (broth/stock) di lemari pendingin. Rasa yang muncul sudah pasti lebih nikmat, ketika dipadu dengan bumbu yang pas. Menggunakan MSG itu buat saya sama seperti berjudi. Ketika anda memasukkan MSG terlalu banyak, tidak ada jalan kembali, tidak bisa dikoreksi. Jika anda akan menyesuaikannya dengan menambah cairan atau gula atau garam, rasa yang muncul akan lebih tidak enak karena bumbu-bumbu yang lain akan tertutupi rasa-rasa itu tadi. Tetapi ketika menggunakan kaldu, saya tidak pernah menemui rasa yang berlebihan, sangat mudah disesuaikan.

Saya selalu senang ketika ada sebuah fenomena yang berhasil memicu rasa ingin tahu orang-orang terhadap hal yang telah dianggap umum, sehingga mereka mau belajar dan mencari informasi lagi. Tidak hanya asal telan mentah-mentah saja.

Terima kasih Pak Bondan telah membintangi iklan Sasa!
=D

QoTD: Feelings

07:07:00

"Funny you're the broken one but I'm the only one who needed saving.."
Stay, Rihanna.
Traces. 

family

Gattuso & Bopo

12:32:00

Sabtu malam, di depan televisi yang menayangkan pertandingan Tottenham Hotspur melawan Newcastle United.

Saya sedang sewot dengan suami saya yang berteriak terlalu kencang ketika Gareth Bale gagal memanfaatkan peluang. Saya jengkel berat karena saat itu saya sudah terpejam. Separuh perjalanan menuju tidur.

Tak disangka, setelah beberapa menit kemudian ternyata ia berhasil menjebol gawang lawan. Saya pun tertarik ingin melihat tayangan ulang proses tersebut. Sejurus kemudian, komentator menyinggung permainan Scott Parker yang mengingatkannya pada Gennaro Gattuso. Lalu, terjadilah perbincangan ini. 

Suami (Sm) : ... dulu itu Yang, pernah ada pemain di AC Milan yang namanya Gennaro 
                Gattuso. Dia itu kokoh sekali.
Saya (Sa) : Iya, aku tahu kok Gattuso. 
Sm: Gattuso itu punya peran penting lo Yang. Dia ini yang mencarikan bola, tackling sana 
       sini. Posisinya adalah posisi yang paling tidak diingini, karena tidak pernah menonjol 
       padahal ia harus terus bekerja keras sepanjang permainan. Karena itu sampai dijuluki 
       sebagai tukang angkut air. 
Sa: Iya, aku tahu kok tukang angkut air. Apa coba bahasa Inggrisnya?
Sm: Nggak tahu. 
Sa: Hoo... yayaya..
Sm: Loh, itu kasih tebakan apa gimana to? 
Sa: Lha aku juga ga tahu kok.. Hahaha.. 
Sm: Wuoo.. kirain kasih tebakan..
Sa: Hahaha.. The water carrier
Sm: Apa?
Sa: Ya itu, tukang angkut air itu the water carrier. Dulu ada juga yang pake kacamata yang 
     nempel itu sapa? Aku lupa namanya. 
Sm: Edgar David! Iya, itu juga termasuk tukang angkut air, tapi posisinya gelandang serang. 
     Kalo si Gattuso itu gelandang bertahan. 
Sa: Dulu waktu Gattuso masih main, aku suka. 
Sm: Sama, aku juga suka. Saking kokoh dan kuatnya dia, sampe dijuluki Banteng!
Sa: Bukannya Badak?
Sm: Ga tahu sih, Banteng atau Badak*. Kalau posisi sekarang yang sudah jarang banget itu 
      playmaker. 
Sa: Loh, bukannya ada itu Pirlo. Di Spanyol juga ada kan?
Sm: Iya, kayak Pirlo itu. Kalo yang lain itu Xabi Alonso. Tapi generasi setelah itu sudah 
      tidak ada lagi. Kalo dulu Yang, ada yang namanya Veron. 
Sa: Juan Sebastian Veron. 
Sm: Iya.
Sa: Aku lumayan paham sama bola kok Yang, tapi yang dulu-dulu. Pemain favoritku itu 
     Totti. 
Sm: Ah, aku ga suka Totti. Bagaimana media membesar-besarkan peran Totti itu tidak 
      sebanding dengan permainan dia. Kalo misal dibandingkan dengan Messi atau Ronaldo 
      kan memang permainan mereka enak. Kalo Totti itu pragmatis mainnya. 
Sa: Kadang yang pragmatis itu bisa berarti mampu menempatkan diri lho. Aku suka Totti 
     juga karena wajahnya mirip Hercules. Wajahnya kayak dipahat, mirip bentuk wajah 
     (mitos) Yunani. Kalo pemain yang terakhir aku suka karena tampang sih Aquilani. 
Sm: Wah, cedera terus itu Von.
Sa: He'eh. Waktu di Liverpool tuh apalagi, cedera terus. Dulu inget ga, waktu kita sekitar 
     SD, ada pertandingan Euro** yang final Itali yang kalah? Pas itu aku nangis mewek Yang..
Sm: Hahaha.. Iya ada pertandingan itu. 
Sa: Dulu aku memang ngikuti bola Yang, karena Bopo ketika di rumah sukanya selalu 
     berbaring sambil nonton bola. Aku seneng ikutan, tapi kalo diem-diem aja kan 
     suasananya ga enak. Makanya aku mulai baca koran yang bagian Olahraga, ngikutin 
     berita bola, ngapalin nama-nama pemainnya, biar bisa ngobrol enak sama Bopo..


Apa kalimat terakhir terdengar menyedihkan? 
Please, don't. Saya tidak sedih. Alih-alih, saya  jadi tersenyum. Ini mungkin pertama kalinya saya mengungkapkan atau menemukan alasan sebenarnya atas apa yang saya lakukan di masa kecil. Saya sudah melakukan kompromi, untuk menyukai hal yang mungkin tidak betul-betul saya minati. Tapi betapa ini penting, karena hal ini disukai oleh Bopo. 

Dulu, Bopo memang tidak memiliki banyak waktu, karena pekerjaan beliau sebagai staf bagian pengolahan di Pabrik Gula yang harus siap sedia, apalagi di musim giling tebu. Bopo bekerja dengan shift, yang seringkali dilanjut lembur karena permasalahan mesin yang belum usai dalam satu kali shift. Dari sini pula saya belajar memanfaatkan setiap senggang yang ada dengan Bopo. Saya akan bersandar di kakinya ketika beliau merokok seusai makan. Karena kebiasaan ini, saya bisa mengidentifikasi bau khas Bentoel Biru & Sampoerna A Mild Merah meski hanya sepintas lewat. Saya akan nonton bola, begadang nonton wayang, membantu mengelap sepatu, apa saja yang bisa membuat saya memeluk beliau lebih lama. 

Menarik, bahwa sejak kecil sesungguhnya saya, sebagai manusia (atau anak), telah melakukan berbagai usaha agar dapat menghabiskan waktu dengan cinta lawan jenis saya yang pertama: Bopo. 

"A father is his daughters first love and his sons first hero."

My father was sitting, second from the left. Gorgeous, isn't he? ;;)
How could I not falling in love to my handsome father? =)

 *Gattuso memiliki beberapa sebutan Rino (dari nama kecil), Rhino (badak) dan Rhingio (menggeram, growl en.)
**Italia dikalahkan Prancis di final Euro 2000 dengan skor 2-1. 

cooking

Popcorn Rasa Anak Mas!

23:31:00

Ah, how ironic. After I wrote about the resolution of the year, including writing a blog-post once in every 2 days, I just absent till now. The sore-throat, period sickness and the mission from parents really ate up my time. Yes, it's all are excuses. I admit it. *hammer*

Well, today I won't continue my journey story. I'll do that the day after tomorrow, because I want to share my invention. Haha. It's popcorn with a taste like Anak Mas, the legendary snack in Indonesia. 

This afternoon, I just found Popcorn kernels in my supplies that I bought last month. I don't have any idea how to made it, because usually I made the instant one. You know, the small pack with the liquid seasoning inside. So I tried to melt one tablespoon of margarine, let them melt perfectly. Then I put 75 grams of popcorn kernels into the pan (I used 24 centimeters non-stick coated pan, close the lid). It popped after 4 minutes. I shake the pan several time for assuring all of the kernels popped. Perhaps you feel curious, will it popped or not? Yes, it will. Just be patient and try to bite your lips little longer. =D

All of my kernels popped, and it's already seasoned by the margarine. It's savory enough but I want another taste. I mixed my popcorn with Indofood's Cheese French Fries seasoning. The result is DELICIOUS! The taste is as exactly as my childhood snack: Anak Mas. You should try! =9