Gattuso & Bopo

12:32:00

Sabtu malam, di depan televisi yang menayangkan pertandingan Tottenham Hotspur melawan Newcastle United.

Saya sedang sewot dengan suami saya yang berteriak terlalu kencang ketika Gareth Bale gagal memanfaatkan peluang. Saya jengkel berat karena saat itu saya sudah terpejam. Separuh perjalanan menuju tidur.

Tak disangka, setelah beberapa menit kemudian ternyata ia berhasil menjebol gawang lawan. Saya pun tertarik ingin melihat tayangan ulang proses tersebut. Sejurus kemudian, komentator menyinggung permainan Scott Parker yang mengingatkannya pada Gennaro Gattuso. Lalu, terjadilah perbincangan ini. 

Suami (Sm) : ... dulu itu Yang, pernah ada pemain di AC Milan yang namanya Gennaro 
                Gattuso. Dia itu kokoh sekali.
Saya (Sa) : Iya, aku tahu kok Gattuso. 
Sm: Gattuso itu punya peran penting lo Yang. Dia ini yang mencarikan bola, tackling sana 
       sini. Posisinya adalah posisi yang paling tidak diingini, karena tidak pernah menonjol 
       padahal ia harus terus bekerja keras sepanjang permainan. Karena itu sampai dijuluki 
       sebagai tukang angkut air. 
Sa: Iya, aku tahu kok tukang angkut air. Apa coba bahasa Inggrisnya?
Sm: Nggak tahu. 
Sa: Hoo... yayaya..
Sm: Loh, itu kasih tebakan apa gimana to? 
Sa: Lha aku juga ga tahu kok.. Hahaha.. 
Sm: Wuoo.. kirain kasih tebakan..
Sa: Hahaha.. The water carrier
Sm: Apa?
Sa: Ya itu, tukang angkut air itu the water carrier. Dulu ada juga yang pake kacamata yang 
     nempel itu sapa? Aku lupa namanya. 
Sm: Edgar David! Iya, itu juga termasuk tukang angkut air, tapi posisinya gelandang serang. 
     Kalo si Gattuso itu gelandang bertahan. 
Sa: Dulu waktu Gattuso masih main, aku suka. 
Sm: Sama, aku juga suka. Saking kokoh dan kuatnya dia, sampe dijuluki Banteng!
Sa: Bukannya Badak?
Sm: Ga tahu sih, Banteng atau Badak*. Kalau posisi sekarang yang sudah jarang banget itu 
      playmaker. 
Sa: Loh, bukannya ada itu Pirlo. Di Spanyol juga ada kan?
Sm: Iya, kayak Pirlo itu. Kalo yang lain itu Xabi Alonso. Tapi generasi setelah itu sudah 
      tidak ada lagi. Kalo dulu Yang, ada yang namanya Veron. 
Sa: Juan Sebastian Veron. 
Sm: Iya.
Sa: Aku lumayan paham sama bola kok Yang, tapi yang dulu-dulu. Pemain favoritku itu 
     Totti. 
Sm: Ah, aku ga suka Totti. Bagaimana media membesar-besarkan peran Totti itu tidak 
      sebanding dengan permainan dia. Kalo misal dibandingkan dengan Messi atau Ronaldo 
      kan memang permainan mereka enak. Kalo Totti itu pragmatis mainnya. 
Sa: Kadang yang pragmatis itu bisa berarti mampu menempatkan diri lho. Aku suka Totti 
     juga karena wajahnya mirip Hercules. Wajahnya kayak dipahat, mirip bentuk wajah 
     (mitos) Yunani. Kalo pemain yang terakhir aku suka karena tampang sih Aquilani. 
Sm: Wah, cedera terus itu Von.
Sa: He'eh. Waktu di Liverpool tuh apalagi, cedera terus. Dulu inget ga, waktu kita sekitar 
     SD, ada pertandingan Euro** yang final Itali yang kalah? Pas itu aku nangis mewek Yang..
Sm: Hahaha.. Iya ada pertandingan itu. 
Sa: Dulu aku memang ngikuti bola Yang, karena Bopo ketika di rumah sukanya selalu 
     berbaring sambil nonton bola. Aku seneng ikutan, tapi kalo diem-diem aja kan 
     suasananya ga enak. Makanya aku mulai baca koran yang bagian Olahraga, ngikutin 
     berita bola, ngapalin nama-nama pemainnya, biar bisa ngobrol enak sama Bopo..


Apa kalimat terakhir terdengar menyedihkan? 
Please, don't. Saya tidak sedih. Alih-alih, saya  jadi tersenyum. Ini mungkin pertama kalinya saya mengungkapkan atau menemukan alasan sebenarnya atas apa yang saya lakukan di masa kecil. Saya sudah melakukan kompromi, untuk menyukai hal yang mungkin tidak betul-betul saya minati. Tapi betapa ini penting, karena hal ini disukai oleh Bopo. 

Dulu, Bopo memang tidak memiliki banyak waktu, karena pekerjaan beliau sebagai staf bagian pengolahan di Pabrik Gula yang harus siap sedia, apalagi di musim giling tebu. Bopo bekerja dengan shift, yang seringkali dilanjut lembur karena permasalahan mesin yang belum usai dalam satu kali shift. Dari sini pula saya belajar memanfaatkan setiap senggang yang ada dengan Bopo. Saya akan bersandar di kakinya ketika beliau merokok seusai makan. Karena kebiasaan ini, saya bisa mengidentifikasi bau khas Bentoel Biru & Sampoerna A Mild Merah meski hanya sepintas lewat. Saya akan nonton bola, begadang nonton wayang, membantu mengelap sepatu, apa saja yang bisa membuat saya memeluk beliau lebih lama. 

Menarik, bahwa sejak kecil sesungguhnya saya, sebagai manusia (atau anak), telah melakukan berbagai usaha agar dapat menghabiskan waktu dengan cinta lawan jenis saya yang pertama: Bopo. 

"A father is his daughters first love and his sons first hero."

My father was sitting, second from the left. Gorgeous, isn't he? ;;)
How could I not falling in love to my handsome father? =)

 *Gattuso memiliki beberapa sebutan Rino (dari nama kecil), Rhino (badak) dan Rhingio (menggeram, growl en.)
**Italia dikalahkan Prancis di final Euro 2000 dengan skor 2-1. 

You Might Also Like

0 comments