Di suatu hari di 6 tahun yg lalu saya mendapat hadiah dari kuis di radio: tiket seminar setara 300 ribu rupiah. Mayan lah, kalau mahal gini biasanya goodie bagnya bagus. Anak kos macam saya cukup lemah pada barang gratisan. Tapi ternyata yg lebih bagus adalah pengalaman saya usai seminar. Dulu, saya sering sengaja tidak langsung pulang saat seminar, nyanggong pembicara. Bukan untuk foto, tapi berbincang & mengajukan beberapa pertanyaan. Kalau masih sempat foto yaa bonus lah. Haha.
Pembicara yg satu ini sedang asyik ngudud ketika saya mendekat. Ia sontak mematikan rokoknya ketika saya terbatuk kecil & menjelaskan bahwa saya punya asthma. Menarik. Tidak semua perokok se-baik hati ini. Toh, saya yg mendekat, bukan sebaliknya.
Hanya satu hal penting yg saya tanyakan pada beliau: bagaimana sih caranya menahan diri agar tidak serakah, karena manusia kan selalu tidak puas atas yg dimilikinya? Sambil tertawa beliau menjawab: lihat saja tubuhmu. Dalam sehari, kamu mampu makan berapa kali sih. Ambillah steak paling mahal, apa bisa sekali makan lebih dari dua piring? Bisa, tapi jadi sakit perut kan. Rokok, paling banyak 2-3 pak. Minum, anggaplah wine paling enak, sebotol bisa kamu habiskan sendiri tanpa pusing atau hangover? Kalau kamu paham tubuhmu, batasmu & kemampuanmu, kamu tidak akan serakah atau dikuasai nafsu. Kamu bisa tahu apa yg harus kamu lakukan untuk dirimu sendiri & orang lain sesuai kemampuanmu.
Beberapa hari ini, beliau - orang yang sama- sedang jadi buah bibir seantero negeri karena jadi menteri. Semua kagum, dengan banyak catatan: sayang sekali ia wanita, ngudud, bertato dan DO dari SMA.
Apa daya, saya terlanjur mengingatnya sebagai orang yg baik hati, yang pernah memberi saya nasihat yg lugas & mengena. Saya terlanjur percaya padanya karena pengalaman interpersonal, dan bukan ulasan media.
Selamat bekerja bu Susi, semoga Allah merahmati.