Hayu biasanya cemburu kalau saya pegang hape terlampau lama. Saya paham dan menghindari hal itu terjadi. Masalah dimulai ketika saya sedang kesal atas tingkah laku Hayu seperti tidak memperhatikan atau mengulur-ulur hal yang seharusnya dilakukan segera. Untuk menghibur diri, biasanya saya mengambil dan melihat-lihat hape. Lalu Hayu menjadi marah, clingy, kekesalan saya bertambah, semakin tidak ingin memerhatikan Hayu lalu Hayu semakin cari perhatian, berteriak dan intensitas masing-masing kami pun semakin negatif dan semakin parah. Berputar seperti lingkaran setan.
Maka di situ saya belajar untuk berhenti. Belajar untuk menutup mulut, menghela nafas, duduk dan memeluk Hayu. Belajar bahwa saya-lah yang sudah sempurna perkembangan otak dan jiwanya, sehingga saya berkewajiban untuk memutus rantai siklus yang tidak benar ini. Belajar bahwa saya sudah mampu menalar dan punya kerangka logika, maka saya wajib meredakan dulu kejadian ini, lalu mengajarinya lagi dan lagi, hingga ia mengerti. Belajar untuk mengendalikan ego, dan menanamkan pada benak saya sendiri "bukan yang paling keras, atau suara siapa yang terakhir berucap-lah yang benar; karena kebenaran tak ada sangkut pautnya dengan lantang-ngotot-tidaknya suara atau urutan bicara".
Cerita Umroh : Makkah Never Sleeps
4 years ago