Detil, Resourceful & Konsisten
11:02:00
Ketiga kata di atas adalah simpulan yang saya dapatkan dari kultwit Pak Bondan Winarno kemarin, di akun twitter-nya dengan kode tagar #foodies. Beliau memaparkan beberapa hal, dikhususkan untuk foodies (penggemar makan/kuliner). Tapi, hemat saya, ini tidak hanya bisa diterapkan dalam urusan icip-icip dan menikmati makanan. Lebih dari itu. Biar tidak penasaran, berikut kutipan lengkapnya.
- Mulailah 'memelihara' food diary (di buku kecil, notes di HP, dll) ttg makanan/minuman yg Anda nikmati. Catat namanya dgn benar.
- Catat nama dan alamat tempat Anda makan. Catat juga experience Anda ttg makanan/minuman yg dinikmati secara agak rinci.
- Bila perlu, buat foto dari makanan/minuman itu. Catat harga. Bila berguna utk Anda, catat koordinat lat/lon tempat tsb.
- Tambahkan/mutakhirkan catatan bila Anda mendapat info lain. Google untuk mendapat bandingan dgn pengalaman orang lain.
- Mulailah berkesadaran utk menjadi orang yg resourceful. Bukan orang yang bertanya, lalu lupa, lalu bertanya lagi.
- Jangan bertanya bila Anda tidak mencatat. Anda semua bisa menjadi pemerhati kuliner andal bila alatnya bukan sekadar lidah/perut
Sederhana? Ya, memang. Tapi menusuk di beberapa kalimat yang ditebalkan, terutama bagi saya yang susah istiqomah dalam menjalani hobi atau pekerjaan. Saya kerap bosan, mudah tertarik hal baru dan lupa hal lama. Hasilnya, tidak ada satu pun yang benar-benar saya dalami, kecuali Gathotkaca Studio. Hmm.
Detil
Dalam kultwit tersebut, Pak Bondan menyebutkan tips yang agak "lain": pencatatan koordinat latitude & longitude tempat kuliner, pemutakhiran catatan. Rasanya kok terlalu ndakik-ndakik dan di awang-awang ya tentang koordinat posisi tempat makan. Memang sih, jejaring sosial 4square saja sudah bisa membantu kita untuk melakukannya. Tetapi, apa sebegitu penting? Sisi lain di otak saya menjawab, tentu penting! Standar apa yang kira-kira bisa digunakan dan telah disetujui dunia untuk menyatakan tempat? Di film-film saja, ketika menentukan target, memakai koordinat pula kan Von? He just try to bring you further than you're imagined: world standardization.
Well, sedikit melompat. Jujur saja, saya dulu sangat sinis bin iri terhadap "wisata kuliner" yang dipandu oleh Pak Bondan Winarno. Bagaimana tidak, siapa kiranya yang mampu menandingi kayanya adjektiva jurnalis yang laporan investigasinya diakui dunia? Investigasi menuntut kejelian, kepandaian merekam informasi dan kemampuan deskripsi yang tajam dan presisi. Lha sudah biasa dengan kasus besar, kok sekarang jadi "kasus kecil-kecil" yaitu makanan. Tapi ya ujung-ujungnya saya harus mengakui kekaguman saya pada cara Pak Bondan menerapkan metode beliau, tak peduli besar kecilnya kasus: (super) detil.
Resourceful
Saya belum menemukan padanan kata asing ini. Artiannya dapat merentang dari kreatif, cerdik, pandai, hingga jujur. Resourceful mampu merekam seluruh sifat-sifat tersebut menjadi satu. Jika dijabarkan seperti apa itu 'menjadi resourceful'? Maka yang paling mendekati penjelasan Pak Bondan adalah orang yang mampu menghargai informasi yang ia dapat, menyimpannya baik-baik dan dimanfaatkan di saat yang tepat.
Kalau dingat-ingat, rasanya memang sering saya jengkel pada orang yang seusai bertanya lalu bertanya lagi atas penjelasan yang sama. Saya juga lebih jengkel kepada diri saya sendiri ketika ada di posisi tersebut hanya karena lupa tidak mencatatnya dengan baik, atau lebih parah, lupa mencatatnya di mana. My bad habit. =(
Konsisten
Kata ini adalah salah satu topik yang teratur saya tuliskan di blog ini, minimal tiap tahun. Bukan apa-apa, tetapi ini memang penyakit lama dan sering kambuh bagi saya, hingga perlu rasanya berkali-kali mengingatkan diri sendiri. Saya sangat bersyukur atas anugerah-Nya, saya mampu memelajari sesuatu hal dengan cepat. Hal ini membantu saya dalam beradaptasi, bersosialisasi hingga proses mencari rejeki. Tetapi di sisi lain saya juga memiliki kekurangan untuk tidak bisa tekun, tak mampu bersabar cukup lama untuk memerangi rasa bosan dan enggan yang menghampiri, serta ketertarikan pada hal baru yang dapat tumbuh dengan pesat dalam waktu singkat. Well, get some lose some.
Ketika dibaca berulang kali, semakin terasa bahwa hal-hal ini (ketekunan, atensi pada detil dan being resourceful) yang belum saya lakukan untuk menghayati hidup saya, untuk menjaga passion dan mencapai tujuan utama. Jalan masih panjang Bung, dan ia luas terbentang. Mari terus berusaha!
;)
PS. Maaf ya Pak Bondan, karena pernah sirik dan iri. Kapan-kapan saya sampaikan langsung permintaan maaf ini, in person. =)
0 comments