Perjalanan Surabaya-Leeds (Bagian 2)

16:16:00


Apa yang kalian lakukan dalam penerbangan selama 14 jam? Tidur, makan, tidur lagi. Ada untungnya juga Hayu tidak tidur sama sekali di perjalanan sebelumnya, karena dalam penerbangan dari Hongkong ke London 75% dilewatinya dengan tidur. Ia beberapa kali terbangun sambil setengah ngelindur, tapi masih terhitung mudah diatasi. Penerbangan dengan British Airways ini yang mengesankan adalah special meal saya & Hayu diperhatikan. Untuk moslem meal, saya mendapatkan masakan dengan cita rasa Timur Tengah. Yang pertama nasi basmati & kambing, yang kedua couscous & ayam. Untuk Hayu kami order child meal saat memesan tiket. Makanan pertama tidak termakan karena ia tidur lelap, yang kedua adalah omelet, sosis, kentang dan sayuran. Yang menarik adalah di penerbangan pak Rendy, meski sudah saya request di pemesanan tiket (via situs agensi tiket), tetapi moslem meal itu tidak diberikan dan makanan yang diterima sama seperti penumpang lain. Untuk saya dan Hayu, saya mengatur juga via app masing-masing maskapai penerbangan (app British Airways & Cathay Pacific). Bisa jadi catatan untuk teman-teman yang akan terbang, menginstall app sesuai maskapai penerbangan kalian menurut saya cukup membantu. Termasuk untuk informasi terbaru & paling update untuk penerbangan kalian. Contohnya ketika HKIA sedang kacau kemarin (karena demo & hal lain, cek post sebelum ini), di papan informasi hingga setengah jam sebelum boarding gate dibuka, masih belum muncul ada di gate berapa. Tetapi di aplikasi sudah tercantum sejak 4jam sebelumnya.

Heathrow pagi itu mendung. Hati saya berderap. Wow, ini adalah benua yang sepenuhnya lain. Turun dari pesawat aksen tebal khas Inggris menyambut. UK Border, tulisan besar ini terpampang besar. Antrean cukup panjang mengular. Di luar dugaan, Hayu mengeluh haus. Dan tidak biasanya, ia mengeluh sampai hampir menangis. Dengan susah payah & berulang-ulang saya menjelaskan bagaimana keadaan kami yang harus mengantre dulu dan baru bisa mencari atau membeli air minum. Hal ini makan waktu & kesabaran. Butuh waktu mengantre sekitar 20 menit hingga sampai giliran kami. Syukurlah pertanyaan yang diberikan kepada kami terjawab dengan lancar. Hal yang saya khawatirkan bahwa kedatangan kami yang tepat di tanggal expired visa kami ternyata tidak dipermasalahkan. Petugas imigrasi berpesan agar kami membawa paspor & BRP (Biometric Residence Permit) kami jika akan bepergian dari dan ke Inggris, karena itulah izin untuk kami tetap tinggal di Britania Raya ini. 

Pemeriksaan surat-surat lancar, selanjutnya adalah pemeriksaan barang bawaan kami. Alhamdulillah cukup cepat, bahkan saya tidak perlu melewati beberapa bagian seperti dimana pak Rendy sampai mencopot sepatu untuk diperiksa. All clear, kami pun akhirnya memasuki bagian komersial bandara Heathrow yang sibuk dan gemerlap. Sesuai yang dijanjikan kepada Hayu, hal pertama yang kami lakukan adalah beli minum. Air mineral, cemilan kacang-kacangan campur & lip balm untuk saya. Oh iya, lip balm ini istimewa. Ini adalah kado untuk saya sendiri, sekadar memento* bahwa saya bertambah umur di hari itu. Hey, saya 30 tahun!

Di Heathrow kami tak menunggu lama. Berkenalan juga dengan Sacha, teman perjalanan yang ternyata menaiki pesawat yang sama sejak di Hongkong, dan juga menuju Leeds. Ia adalah penduduk Hongkong yang datang ke Leeds dengan tujuan untuk melamar tunangannya. Bagaimana ya kabarnya sekarang, semoga lamarannya diterima. Tak sampai sejam kami menunggu di boarding gate, kemudian dipersilakan untuk masuk pesawat. Tepat sejam kemudian kami sudah sampai di bandara Leeds Bradford. Yang menarik, ketika mendarat saya sempat melihat kawanan domba berlarian. Domba, wool, pemintalan, benang rajut, wah pikiran saya meloncat-loncat senang. Itulah hal-hal yang ingin saya pelajari ketika di Leeds. Semoga Allah memudahkan.

Turun dari pesawat, kami harus menunggu bagasi. Dua puluh menit dan bagasi telah lengkap di tangan kami. Keluar dari bangunan bandara, hujan rintik-rintik. Suhu dingin pun mulai terasa. Nafas saya menjadi kabut tipis ketika berbicara. Dari pengalaman pak Rendy ia memilih menggunakan Uber untuk sampai di flat tempat tinggal kami. Tapi jika saya melakukan hal yang sama, saya harus mengganti simcard terlebih dahulu, install app dan baru dapat menaiki Uber. Karena kondisi badan yang sudah capek dan dingin, saya memutuskan untuk menggunakan taxi bandara saja. Di luar dugaan ternyata lebih murah. Tujuh belas pound terbayar dan kami pun meluncur. 

Jalan yang kami lewati berbukit-bukit. Di kemudian hari saya baru mengetahui bahwa memang area Leeds adalah area perbukitan & dataran tinggi. Rumah-rumah yang ada di perjalanan itu sepenuhnya berbeda. Hm, negara orang, daratan yang asing, tempat yang akan kami tinggali 3 tahun ke depan. Sepuluh menit perjalanan dan Hayu mulai mengeluh ngantuk. Saya bertanya kepada pengemudi taxi, berapa lama lagi jarak yang harus ditempuh. Lima sampai delapan menit saja. Saya meminta Hayu untuk tidak tidur dulu, karena jarak sudah dekat dan Bapak sudah menunggu. Hal ini ampuh membuat Hayu menahan kantuk. Tak lama taxi berhenti di depan bangunan 4 lantai yang berderet-deret. Kami tak dapat melihat nomor rumah kami yang berada di lantai atas. Bagasi pun dikeluarkan, lalu ketika saya memandang sekali lagi ke bangunan berpintu abu-abu di atas, nampak wajah familiar melambaikan tangan ke arah kami. “Bapak!” Hayu berseru keras. Perjalanan panjang ini telah usai. Kami telah sampai di rumah yang baru. Tapi petualangan kami baru akan dimulai. Bismillahirrohmanirrohim.

You Might Also Like

0 comments