Rumah Sakit

00:38:00

Terkadang, kehidupan yang paradoks ini perlu diamati dari tempat yang banal. Kali ini di pandangku, ia berwujud tawa muram yang dipaksakan di bangku kayu panjang yang ada di ruang tunggu. Atau kikik geli, karena suara kentut merepet di lorong sal. Ia juga berupa senyum masam perawat yang sudah jenuh dengan pekerjaannya. Ia juga hadir dalam degup-degup kencang para penunggu di luar ruang operasi.

Ada mata-mata yang celik, memaksa diri untuk mengatup,  meski pikiran masih terpicing karena satu soal: esok akankah ada atau tiada?

Di koridor rumah sakit ini aku merepih sepi. 
Ada air mata yang harus ditahan, karena ia tak pantas untuk dibandingkan dengan perih yang tertanggung.

Ibu, cepatlah sembuh.

You Might Also Like

0 comments