Naik Kelas
03:40:00Juni pun lalu. Bulan yg saya sukai. Juli telah hadir, dan seharusnya saya sudah tidur dari tadi. Tapi entah, badan yg capai ini tak mau kompromi. Kalau belajar untuk acara esok pagi, lampu harus nyala dan akan lebih mustahil untuk lelap. Hanya seluler yg berkedap-kedip. Dan sekejap airmata saya pun meleleh.
Adalah foto di atas yg jadi sebab.
Ia mengingatkan pada sebulan lewat: momen bertambahnya usia dan beberapa peristiwa. Betapa jatuh jerembab hidup yg mesti dilewati.
Betapa celah diri yg tak mau diakui nampak telanjang dan paripurna.
Ada gelak sedih dan tangis gembira.
Ada angkuh yg harus meluruh dan kesahajaan yg didisiplinkan agar mengemuka.
Saya mau naik kelas.
Saya mau belajar ikhlas pada hal-hal yg tak saya relakan.
Saya tak keberatan pada kebahagiaan yg getir dan kesedihan yg satir.
Saya berniat memensiunkan bibir dari kata-kata yg menyakiti.
Berusaha memberhentikan pikiran yg menghakimi.
Sekuat-kuatnya melapangkan hati, melolosi pilar benteng kebebalan.
Tuhan,
Lindungi orang-orang yg saya sayangi dari kejelekan saya sendiri.
Lindungi mereka, lindungi.
Saya mau dan ingin mampu lulus ujian.
Kemudian naik kelas. Hingga tuntas.
0 comments