*karena pertimbangan beberapa istilah yang saya yakin saya ga tau Inggrisnya, maka mari berbahasa Indonesia yang kurang baik dan kurang benar. hehehe*
Sudah lama sebetulnya, saya ditagih sama Rendy untuk membuatkan masakan untuknya. Tersebab, saya sering berkoar-koar tentang kemampuan masak saya. =D Spesialisasi sih di cookies, schotel, pasta, pokoknya makanan ringan atau pun cemilan. Pastinya bukan lauk pauk, main dishes dan sebangsanya. Nah, usut punya usut, makanan-makanan favorit saya itu bukan favorit Rendy. Haissh!
Rabu kemaren, di rumah ada pengajian. Ibu menyuruh saya pulang. Ada bakso segentong loh, kamu ga mau bantuin makan? Saya tahu betul kalau ibu pasti memesan bakso Solo Mbak Umi untuk konsumsi pengajian. Hmm, menuliskan namanya udah bikin kelenjar ludah saya bekerja. Bakso ini kondang di Mojosari dan sekitarnya. Dan kebetulan Mbak Umi ini tetangga saya dan juga muridnya Ibu. Ketika Ibu yang pesan, pasti baksonya berlebih. Nyam!
Saya pun pulang. Bantuin ibu beres-beres setelah pengajian. Nyuci piring segambreng. Tidur lebih awal dan keesokan harinya terbangun dengan ide brilian: masak buat Rendy ah! =D Memang benar baksonya berlebih, dan saya berpikir, masakan apa aja pasti enak soalnya bahan dasarnya udah enak. Hahaha *tawa kemenangan*
Buka kulkas, eh ga ada bahan lain yang representatif buat menemani si pentol bakso yang akan diolah. Cuma ada tempe 2 kotak. Konsultasi bentar ama Ibu tentang ide masakan, kira-kira bumbunya apa yang cocok. Okeh! Saya siap untuk masak! *pasang ikat kepala*
bahan-bahannya nih.. |
300-350gr pentol bakso, iris dengan ketebalan 0.5 cm
2 kotak/1 papan tempe, iris dadu
6 siung bawang putih, iris tipis
8 siung bawang merah, iris tipis
5 buah cabe/sesuai selera, iris
2 lonjor daun bawang, dirajang kasar
2 iris selebar ibu jari, jahe & lengkuas, geprek dengan separuh tenaga (ini serius, jangan sampai hancur)
2 sendok makan saus tiram
2 lembar daun jeruk purut
2 lembar daun salam
garam, gula dan air secukupnya
Cara membuat:
Goreng pentol bakso dalam minyak yang panas, bolak-balik bakso terus menerus hingga keemasan. Tiriskan & sisihkan.
Tumis bawang putih hingga harum, masukkan bawang merah, cabe, daun bawang. Tumis hingga layu. Masukkan saus tiram, daun jeruk, daun salam. Tumis sebentar agar merata. Masukkan bakso & tempe. Aduk rata. Masukkan air hingga bahan-bahan tenggelam. Biarkan hingga air menyusut. Ketika mulai menyusut, masukkan garam secukupnya. Ini perkara krusial. Saya icipin dengan hati-hati dan teliti biar ga keasinan dan dianggap minta kawin! =D
(tapi saya mau lho, segera juga gakpapa, jangan salah arti ya sayang.. =P)
Nah, ketika masak ini, dan air mulai menyusut, saya mengernyitkan dahi melihat makanan ini. Waduh, kok warnanya pucat dan tidak menggairahkan gini. Saya baru sadar kalau tidak ada bahan makanan yang berwarna atau berpotensi membuat warna dominan.
Saya pun sms ibu:
"Mom, apa ini ga dikasih kecap ya? Warnanya pucat & jelek lho"
Ibu: "Jangan lupa masukin saus tiramnya"
Saya: "Sudah. Kalau dikasih kecap gimana?"
Ibu: "Tambahin air, biarkan menyusut"
Walah, pertanyaan intinya malah ga dijawab. Dengan meneguhkan keyakinan saya akhirnya memilih memasukkan kecap untuk menggantikan gula. Saya hanya memasukkan sedikit, agar rasa dan aroma saus tiramnya tidak terkalahkan oleh kecap. Dengan sedikit saja, warnanya pun turut berubah! Yes! Berhasiil!
Voila! Hmmm.. namanya apa yaa? =D
iyaa, saya tahu penampilannya kurang oke, tapi rasanya deliciouso kok! =P |
Sorenya, sebelum les bahasa Perancis saya mampir di rumah Rendy untuk memberikannya. Rendy kaget banget dan langsung berseri-seri waktu nerima. Saya pun berangkat dengan hati berdebar-debar. Suka ga ya, suka ga ya? Lewat sms, dia bilang kalo masakannya enak. Mamanya juga nyobain, bilang enak juga. Menurut mamah Wid, kurang kecap dikit. Dibelain Rendy kalau saya memang ga begitu suka manis. Aahh... senang. Mission, accomplished!
Karena masakan ini belum ada namanya, sama mamah Wid dikasih nama: Oseng-oseng Tempe Bakso.
Then, this is it, Oseng-oseng Tempe Bakso a la Chef Vinka!
=D