Brownies Kukus Pisang
Resep diadaptasikan dari Just Try and Taste
Bahan
yang di [dalam kurung] adalah merk bahan yang saya pakai
- 150 gram dark cooking chocolate/coklat hitam masak [Tulip]
- 125 gram gula pasir
- 3 sendok makan mentega/margarine/BOS suhu ruang [BOS Gold Boullion]
- ½ sendok teh rhum pasta [Moon Light] (atau 2 sendok teh vanilla extract atau 1/2 sendok teh vanili bubuk; jika menggunakan vanili bubuk, ayak bersama tepung terigu)
- 350 gram pisang ambon/cavendish/raja (kira-kira 3 buah), haluskan dengan garpu
- 3 butir telur ayam ukuran besar, kocok lepas
- 100 gram tepung terigu serba guna [Segitiga Biru]
- 1/2 sendok teh baking powder, pastikan fresh, cek masa kedaluarsanya. [Kupu-Kupu]
- 20 gram coklat bubuk, gunakan yang berkualitas baik [Schoko]
- 1/2 sendok teh garam
- ½ sendok teh emulsifier/ovalet/SP [Quick]
Cara membuat
1. Siapkan loyang ukuran 20 x 20 cm olesi dengan mentega dan alasi bagian dasarnya dengan kertas minyak. Sisihkan.
2. Siapkan mangkuk, masukkan tepung terigu, coklat bubuk, baking powder dan garam, aduk rata. Sisihkan.
3. Siapkan mangkuk tahan panas (kaca atau alumunium), letakkan mangkuk di atas panci berisi air mendidih. Masukkan coklat blok ke mangkuk, dan panaskan dengan api kecil menggunakan teknik double-boiler (tim) hingga coklat meleleh. Angkat dari api. Aduk coklat hingga smooth, tambahkan mentega/margarine, aduk hingga halus. Jika terlalu kental panaskan sebentar di panci berisi air mendidih hingga menjadi agak lumer.
4. Kocok telur dan gula dengan kecepatan rendah hingga tercampur. Tambahkan emulsifier, lalu kocok dengan kecepatan tinggi selama 8-10 menit atau hingga adonan pucat & mengental. Tambah rhum pasta, kocok sebentar, matikan mixer.
5. Tuangkan coklat leleh ke adonan telur, aduk rata. Masukkan puree pisang ke dalamnya, aduk rata. Pastikan coklat tidak panas saat menambahkan telur agar telur tidak matang. Aduk hingga adonan tercampur rata.
6. Masukkan tepung dalam tiga tahapan, aduk perlahan dengan spatula hingga rata. Tuangkan adonan ke dalam loyang, ratakan permukaannya. Masukkan ke dalam dandang kukusan yang airnya telah mendidih, tutup permukaan dandang dengan kain bersih yang menyerap air, tutup rapat dengan penutup kukusan. Kukus kue selama 45 - 50 menit atau hingga brownies matang dan tidak lengket saat di tusuk dengan lidi. Keluarkan dari dalam dandang.
Note: Gunakan api sedang saat mengukus, kondisi dandang air terisi banyak sehingga cukup untuk mengukus selama 50 menit. Jangan membuka penutup kukusan selama kue dimasak.
You have to be content with a dream that’s close.
If you chase after one that’s far away, your heart will hurt and
your insides will burn. A futile passion only leaves heartache.
That’s why life’s stupidest thing is a one-sided love.
But the reason that stupid one-sided love is worth trying is…
that passion can sometimes make miracles happen…
sometimes go the long way around to help you fulfill a dream…
and even if it doesn’t allow you to realize that dream, it allows you to linger near it and find happiness.
~ Tae Woong oppa, Reply 1997.
Tampilan bakpau (ulen tangan) sebelum dikukus |
- 1 sendok makan minyak untuk menumis
menguleni adonan dengan mixer gigi spiral |
Adonan setelah didiamkan 2 jam. |
- Campur tepung terigu, gula pasir, garam, telur ayam dan susu cair. Aduk hingga rata. Saring bila adonan menggumpal.
- Tambahkan mentega cair, aduk kembali hingga rata.
- Panaskan pan dadar anti lengket berdiameter 27cm, tuang 1 sendok sayur adonan. Ratakan dan masak hingga matang. Angkat.
- Olesi permukaan panekuk dengan selai stroberi sesuai selera. Lipat panekuk hingga berbentuk ¼ lingkaran.
- Letakkan panekuk dalam piring saji, taburi dengan gula halus, sajikan.
- Jika anda memiliki susu cair dalam kemasan yang disimpan dalam lemari pendingin, keluarkan dulu dan biarkan hingga mencapai suhu ruang. Saya mencampurkannya ketika masih agak dingin dan membuat mentega lelehnya menggumpal atau nggrindil.
- Isian bisa disesuaikan apa yang ada di rumah dan sesuai selera. Saya mencoba dengan selai bluberi, milo dan eskrim. Suami malah suka jika dimakan hangat-hangat, hanya dengan gula halus saja.
- Panekuk ini memang hasilnya tidak seperti panekuk amerika. Saya menyebut teksturnya campuran antara crepes suzette dan dadar gulung. Jadi tidak usah kaget kalau hasilnya tipis dan lemas.
- Perhatikan pengapian, gunakan api paling kecil saja. Kalau perlu dimatikan jika sudah agak terlalu panas, karena anda akan kesulitan saat meratakan adonan jika terlampau panas.
Saya: Wah, kalo ga jadi keluar berarti hadiah ulang tahun buat Ciku ga bisa hari ini dong..
Suami : Hadiah terindah sepanjang tahun ini buatku adalah samean hamil lagi, sehat dan adik bayinya juga sehat.
=')
P.S.: I love you Ciku, as always.
Malam idul fitri ini sendu, karena pikirku lari padamu, anakku.
Mas Al, jika engkau tumbuh sehat, maka engkau hadir di saat ramadhan ini.
Tapi engkau tumbuh di dekatNya, di tempat terindah bersama Sang Pemilik Cinta.
Engkau beruntung nak. Bersuka citalah.
Tapi maafkan ibumu ini, aku mendadak sangat rindu padamu.
Ibu sekarang sedang tumbuh bersama adikmu. Doakan ia tumbuh sehat ya nak.
Doakan pula bapak & ibu bisa jadi orang tua yang mampu mendidik & membesarkan adik-adikmu dengan baik.
Kecupkan juga rinduku pada Ia, yang Maha Cinta.
Aku selalu sayang padamu, Al.
Bertakbirlah yang keras di sana, putraku.
Dua tahun.
Baru dua tahun memang sayang, tapi aku sudah jadi pelupa.
Lupa bagaimana bangun pagi tanpa menyebut namamu.
Tak ingat cara tidur sendiri di malam hari.
Tidak mau jika tanpamu, kekasih.
Tahun kedua, di kota yang berbeda.
Penuh kegembiraan juga kesedihan.
Berpindah ke gubuk perjuangan, yang selalu rajin engkau siangi rumputnya & engkau ubah menjadi surga dengan petikan gitar.
Di tahun ini kita merasakan menjadi orang tua, pun kehilangan anak kita.
Dua tahun, yang jadi awal perjalanan kita.
Semoga jalan yang akan kita tempuh adalah jalan penuh ridho & barokahNya.
Jalan yang jauh dari orang yang dengki & iri, juga penuh dengan jiwa yang bersih & baik hati.
Ciku, terima kasih karena selalu ada buatku.
Terima kasih, untuk tiap genggaman erat di kunjungan dokter yang masih menakutkan bagiku.
Terima kasih, sudah berlelah letih mencarikan nafkah.
Terima kasih, untuk waktu yang disisihkan, hanya untuk mendapatkan acara televisi Korea favoritku.
Terima kasih, untuk peluk cium hangat yang tak pernah absen, bahkan saat kita berbeda pendapat.
Terima kasih, terima kasih, terima kasih, wahai suamiku tercinta, kekasih setia, sahabat tersayang, guru terseksi, rekan diskusi & bapak anak-anakku.
I love you, as always.
Von.
Ketakutan akan kematian dahulu hanya muncul ketika sakit asthma saya kambuh. Tetapi mimpi kematian di masa kecil itu pula yang membantu saya berjuang untuk tetap sehat, karena saya percaya bahwa sesak napas bukanlah cara (juga waktu) yang tepat untuk mati.
Saya baru merasa takut mati setelah mengalami keguguran. Kematian itu rasanya melebihi kenyataan, karena ia melewati raga saya, tapi juga bukan nyawa saya sendiri yang tercabut. Ia membuahkan kekosongan yang sulit digambarkan. Sunyi yang hadir, memaksa kepala terus berputar & berpikir.
Dunia seakan kehilangan pesonanya. Fana, yang dulu hanya sebuah kata dengan fungsi adjektif, sekarang maujud atau mewujud menjadi dunia itu sendiri. Everything changes sublimely, and nothing really matters at the end. Not a mountain of penny, nor bunch of lovers. Not the titles behind your name, nor the beauty, the fame, the stories, the trip, the pictures you did to raise your chin up.
Yang menjadi berharga adalah bagaimana kita memberdayakan waktu itu sendiri, dengan orang-orang yang mencintai kita, menghargai perjuangan & perjalanan yang telah ditempuh.
Di titik itulah saya mulai memahami mengapa saya merasa sangat kehilangan terhadap sosok anak, yang bahkan belum sepenuhnya dititipkan. Ketika dunia terasa melelahkan, jahat, tak sesuai dengan keinginan kita, pun menyedihkan: anak menjadi harapan. Ia adalah harapan dan juga alasan untuk tiap-tiap orang tua mengusahakan dunia ini lebih baik, lebih nyaman untuk ia bertumbuh kembang. Menjadi pecut paling keras dalam bekerja, berusaha, berdakwah. Menjadi pewaris dari kebaikan dan kebajikan.
Karena perihal keturunan pula, saya untuk pertama kali memohon dengan tulus agar dipanjangkan umur ini. Saya telah mulai berharap agar mampu mendidik hingga menikahkan mereka. Itu (saja). Semoga Ia tak pernah jengah dengan perubahan hati hambaNya.
Amin.
Langsung difoto di atas nasi. Laper! |
Tampilan sajian di Koki |
- Perciki udang dengan air jeruk nipis dan lumuri dengan garam. Diamkan selama kurang lebih 5 menit.
- Campur tepung bumbu, tepung beras dan terigu. Aduk rata. Celupkan udang ke dalam telur kocok dan gulingkan di atas campuran tepung. Ratakan.(ketuk-ketukkan udang agar tepung rontok sebelum menggoreng, karena sisa tepung akan merusak minyak goreng)
- Panaskan minyak, goreng udang hingga matang dan berwarna kuning kecokelatan. Angkat dan tiriskan. Sisihkan.
- Panaskan mentega, tumis bawang putih dan jahe hingga harum. Tambahkan kecap inggris, merica bubuk dan garam. Tuang air, aduk rata, Masak hingga mendidih dan mengental.
- Masukkan udang goreng krispi, aduk rata. Angkat. Sajikan.
- Untuk yang suka udang tetap krispi, saus bisa disajikan terpisah.
- Masak menu seperti ini bisa diakali agar cepat selesai tapi tidak keteteran. Urutan yang menurut saya efektif: rendam udang >> kocok telur & aduk tepung >> tepungi semua udang >> goreng sembari mencincang bawang & jahe >> buat saus sambil terus menggoreng. Tidak lebih dari 30 menit selesai.
- Jika masih ada sisa tepung, masih bisa digunakan. Saya memasak tahu dengan tepung sisa resep ini. Enak sekali. Jika ingin tahu yang lebih krispi bisa baca resep di sini.
Tips: Try to get patient and keep the pace until 5th chapter in one go. Then I bet you can’t stop slurping the story even you’re not completely sure about the vocabulary.
The superb storyline illustration comes from here. Click the picture to enjoy. |
I can't ignored easily, considering how she treated my hubby in post-break-up phase.
Me and hubby started the steps such as engagement to wedding in quite short term. Unsurprising, the utmost question came from people around was: why such in a rush? Are you sure? Both of you are stubborn, how would you handle it?