Malam kemarin menarik bagi saya. Iseng-iseng membuka aplikasi Notes di seluler dan menemukan sebait kata-kata yang saya tulis untuk kekasih di malam ia meminta saya menjadi pasangan. Lucunya, saya malah belum menunjukkan bait itu dan baru kemarin ia membacanya. 

Telat. Pasti. 

Tapi ya sudahlah. Beruntung atmosfer mendukung, jadi ya masih bisa lah. Hehe.

Gombal? Bisa dibilang.

Saya dibesarkan oleh orangtua yang luar biasa ekspresif untuk perihal cinta dan kasih sayang. Mulai buaian hingga belaian, tak ada yang disembunyikan. Semua terang-terangan.

Lha kok ya saya (Alhamdulillah) dapat pasangan yang ekspresif juga.

Dan secara tidak langsung, hal ini berpengaruh juga pada lagu yang saya gandrungi saat ini. Lagu yang terngiang-ngiang di kepala serta tak lepas dari gumaman adalah lagu Katy Perry yang Teenage Dream. Lagu ini tidak basa-basi, jujur, easy listening dan easy-remembered. Walhasil beberapa versi pun rajin saya nyanyikan. Mulai dari versi aslinya:

Versi Mike Tompkins yang sukses bikin nganga waktu pertama kali liat

Versi Boyce Avenue yang melankolis

Versi The Rescues yang super EMO(tional) =')

Pada dasarnya, saya menyukai lagu berdasarkan liriknya dulu, melodi mengikuti. Teenage Dream ini berhasil mencuri perhatian saya pada kekuatan lirik. Puitis karena kejujurannya. IMHO, denotasi kadang-kadang jadi daya tarik yang lebih, dibanding kalimat-kalimat bersayap yang seringkali kurang berisi. Biar temen-temen paham betul yang saya maksud, saya sisipkan pula versi dengan lirik. Hehe.

Musik latar bertema mimpi remaja ini memang cocok untuk mengiringi adegan hidup saya sekarang. Apalagi di saat pasangan mengirim pesan pendek seperti ini, beberapa malam lalu:

Aduh, saya mendadak meleleh dan cadel di detik itu juga.