Some people say, you never know what you have till it's gone.
Some people say, you just never thought of lose that.
I would say, the worst is you still have part of them and keep counting till the last breath, hoping it will stay, even the person in charge already gave the expiry date, to let it go.
Let them all go.
Dear my baby,
Thank you for our (considerably) short time together.
Thank you for giving me & your daddy a very happy & thoughtful thinking about future.
I love you, I love you, I love you.
Tomorrow we'll have the farewell party. I'll be unconscious or sleeping Dear, I'm really sorry, but I assure you that I want to give you the best goodbye ever by not being cry-babies.
Thanks a lot and see you later.
XOXO,
Your one & only Mom.
Proudly present Hubby's vest by me! |
Just like a fever, it's been 3 weeks in a row, am keep baking this type of cake: Chiffon Cake. Seven pans in 3 weeks, in a type of cake, quite a record, isn't it? I've tried Greentea, Banana, Vanilla and perhaps many flavors later. It's easily became our favorite because of the particular texture when you tasted, it's really soft, a texture that everybody loved.
The first trial went by green tea flavor, I inspired by Happy Home Baking blog post, where she made the cake beautifully. She took the recipe from Okashi Treats: Sweet Treats Made With Love by Keiko Ishida. I thought the
recipe quite famous, because I've read mbak Wati from
http://wati-cookery.blogspot.com/ already made it too. I copied the recipe
below, for 7" pan. I personally doubled the ingredients, because the pan
which my mother gave me was 10".
Green Tea Chiffon Cake
Ingredients:
(makes one 7" cake)
3 egg yolks (use large eggs)
10g caster sugar
35g vegetable oil (I used canola oil)
50g fresh milk (original recipe calls for water)
45g cake flour
6g matcha green tea powder
3 egg whites (use large eggs)
45g caster sugar
6g corn flour
Method:
- Place egg yolks in a mixing bowl. With a manual hand whisk, whisk the yolks a little. Add in sugar and whisk to combine. Add in vegetable oil gradually, whisk to combine. Add the fresh milk, whisk to combine. Sieve over the flour and matcha powder, whisk till the flour is fully incorporated. Do not over mix. Set aside.
- Mix the 45g caster sugar with the corn flour.
- In a clean, dry mixing bowl, beat egg whites with a handheld electric mixer on low speed until mixture becomes frothy and foamy. Add half of the sugar and corn flour mixture and turn to high speed and beat the mixture. Continue to add in the remaining sugar mixture and beat until the egg whites reaches the soft peak stage.The soft peak stage is reached when the peaks of the whites curl over and droop slightly. The egg whites should appear smooth and glossy. (Do not over beat the whites still stiff, it is better to beat the whites still soft peaks for easy folding with the yolk batter.)
- Add the beaten egg whites into the egg yolk batter in 3 separate additions, each time folding gently with a spatula until just blended.
- Pour batter into a 7" chiffon tube pan(do not grease the pan). Tap the pan lightly on a table top to get rid of any trapped air bubbles in the batter.
- Bake in pre-heated oven at 180 degC for 30 mins, or until a toothpick inserted into the centre comes out clean, when lightly pressed the cake will spring back. Invert the pan immediately and let cool completely before unmould. To remove the cake from the pan, run a thin-bladed knife around the inside of the pan and the center core. Release the cake and run the knife along the base of the pan to remove the cake.
Green Tea Chiffon Cake. =9 |
How the cake does anti-gravity yoga. Hehe. |
me and Iqbal Rais, Tarix Jabrix promo tour, 2008 |
Notes: Yesterday, September 22nd, 2013, God took all of his suffering & pain. May he rest in peace, dear respectful senior. T_T
Eid Mubarak!
It's already a week ago but I think Syawal month haven't end yet, so it sounds legitimate to continue the greetings. Well, I guess so. =P
How's your holiday fellas? Mine went short but smooth. This is my first Ramadhan in new place, so it isn't difficult to do "mudik" or going to our parents' home. It only takes one hour to each Surabaya and Mojokerto. The holiday is easy, but the preparation was not. Kukila, my cooking line, should meet 32 jars of cookies and for the last day of Ramadhan, I should make 10 pieces Chocolate Steamed Brownies. Alhamdulillah, I made it! I feel so relieved after it's over. I'm very grateful to all of the customers who believe me to do it. Because of them, I could buy myself a "two burner gas cooker" a.k.a "kompor gas bermata dua". Bye bye one burner, no more waiting in cooking. Yeayy!
I actually had bunches of idea to write on this blog about recipes I tried, knitting stuffs, crafting, business start-up, kitchenette [now this took my biggest concern, I'm designing simple kitchen but have to adjust with default pieces that already installed by the previous owner. It's quite difficult. =3] and home deco. And as always, the duties snaking around, longer than the time we have. So I will try my best to spare and share. Cheers!
Happy Eid from The Kasmadis! |
After a long strolling up and down the web, I choose Wheat Reyhan Ikat Combination Shirt. Rendy & I had look and love it before, but for some reason unknown we cancelled the order. So, just a matter of time, every thing that destined to be together will come up together, as Rendy & the shirt. =P
"Ayo dong mbak, kasih tau po'o.."
"Aku udah kasih tahu yang kamu perlu tahu, sisanya nanti kamu tahu jawabannya sendiri kok di dalam prosesnya."
"Ayo tala mbak... Berarti kamu tahu kan apa yang bakal aku dapet nantinya, kasih tahu sekarang aja lho.. Ayo dong mbak.."
"Gini lho ya, kamu nanya ke aku, aku ga jawab karena aku tahu nanti jawabannya bisa beda kejadiannya di tiap orang. Tapi meskipun aku tahu seperti apa, kalo emang aku benar-benar ga mau jawab, terus kamu mau ngapain? Toh kamu juga ga bisa maksain. Dunia ga selalu sesuai pengharapanmu, nak. Itu yang namanya dunia nyata. Get real."
Di akhir cerita, organisasi dan kegiatannya berjalan lancar. Sukses seperti rencana.
Tetapi, hubungan saya dan "nak" yang satu ini tidak pernah kembali layaknya semula.
Baiklah, saya berhenti ingin (menjadi protagonis), sebab tampaknya saya baru mendapat setelah tak lagi ingin.
Kadang, yang dibutuhkan di penghujung hari yang menyebalkan & melelahkan adalah senyumnya saat tertidur di pelukan. Terima kasih telah berlelah-lelah mencari nafkah, menempuh jarak yang jauh & tetap memberi tatapan yang sama sejak bertahun tahun yang lalu.
Bonne nuit,
Ta cherie.
Juni telah berlalu dengan sangat cepat. Tak seperti biasanya, bulan kemarin tak satu pun postingan muncul dengan tema pertambahan umur saya. Separuh alasan karena saya merasa sangat tua di titik usia ini, separuh yang lainnya adalah, saya sendiri hampir lupa. Haha. Himpitan kewajiban dan tumpukan katabelece "perihal orang dewasa" menghabiskan seluruh porsi waktu saya.
Mungkin, satu-satunya alasan saya tetap ingat adalah suami. Rela bangun tengah malam untuk menghujani ciuman dan mengucapkan doa yang manis dan optimis. Meski begitu, suami juga tak seperti biasanya. Surat yang sudah beberapa tahun tak pernah absen, kali ini bolos juga. Tidak masalah, karena untuk yang satu itu saya tidak akan alpa untuk menagihnya. Hehe.
Surat buatan suami yang sampai di tangan saya selalu istimewa. Pertama, surat adalah wujud dari keintiman & keromantisan yang personal bagi saya. Kedua, surat ini diaku oleh penulisnya sebagai tulisan terbaik tiap tahunnya, karena dalam proses pembuatan ia berpikir dan berpikir terus menerus di tiap unsur surat itu. Lebih dalam dibanding tulisan-tulisannya yang lain, yang diakui oleh lebih banyak pembaca.
Di postingan ini saya ingin membaca lagi surat yang diberikan pada hari ulang tahun saya tahun lalu. Saat itu kami sedang sibuk-sibuknya menyiapkan pernikahan, terpisah jarak Mojosari-Jogja, berulang kali berselisih paham dan dirundung rindu luar biasa.
Catatan: bagian terbaik dari membaca ulang surat ini adalah menyadari bahwa semua do'a di dalamnya telah menjadi kenyataan. Merci beaucoup, mon Dieu.
"Surabaya, 14 Juni 2012
Untuk wanita yang kuhormati dan kucintai,
Vinka,
Suatu kesulitan tersendiri ketika aku harus memilih kita akan kemana dan melakukan apa, sementara menemuimu dan berbincang denganmu saja aku sudah demikian bahagia.
Lebih-lebih, kita hanya perlu bersabar untuk segera sampai pada rumah sederhana kita, dan memulai aktifitas sehari-hari dengan perbedaan besar: bahwa kita memulainya dengan intens, bersama-sama, berdekatan--secara harfiah. Bahwa kita mengawali hari dengan kecupan di dahi dan pipi kita masing-masing. Bahwa dengan itu maka secara harfiah pula kita saling memanggil satu sama lain suami dan istri.
Itu sebabnya, kekasihku, aku memberikan selamat untuk ulang tahunmu bukan semata-mata karena engkau bertambah usia, melainkan karena perasaan bersyukur kepada Allah yang terus memberi waktu pada kita sepanjang ini untuk saling mencintai. Aku menemuimu bukan semata-mata karena aku rindu, tapi lantaran aku tak kuasa menahan bahagia sebab engkau masih diberi kesehatan untuk bisa kucium dan kucintai.
Dus, aku memandang matamu bukan hanya menikmati keindahan binar itu, tapi karena aku tak sanggup memendam rasa syukur dari mata yang memantulkan masa depan yang cerah dan penuh suka cita.
Vinka,
Sebaiknya kita sama-sama berdoa, agar seluruh kangen dan sayang kita mampu meluruhkan hal-hal yang tak baik di antara kita sendiri, agar kasih dan asmara kita terus menguat mengalahkan yang buruk dari diri kita.
...Aku mencintaimu dalam nuansa dan kualitas yang masih sama, tak bergeser.
Rendy Pahrun Wadipalapa
--Kandidat master dan suamimu :* "
The Prophet, salla allahu alayhi wa sallam , said:
Almighty Allah says, ‘I am as My servant thinks I am,
and I am with him when he remembers Me.
If he remembers Me to himself,
I remember him to Myself;
and if he remembers Me in a gathering,
I remember him in a gathering better than it.
If he draws near to Me a hand’s span,
I draw near to him an arm’s length;
if he draws near to Me an arm’s length,
I draw near to him a fathom’s length;
and if he comes to Me walking,
I go to him with haste.’”
(Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidhi and Ibn Majah)
Dua minggu lalu saya merasa senang sekali karena dapat melunasi hutang janji untuk memasak menu baru. Selama 4 hari berturut-turut saya memasak, berurutan mulai dari Tahu Krispi x Batagor yang sudah saya tulis sebelumnya. Sayang, menu 3 hari sisanya belum saya bagi, karena (lagi-lagi) terkena sindrom rajin merajut. Hehe.
Untuk hari kedua, saya mencoba resep dari Agus Masterchef season 1 yang dimuat di tabloid Koki bulan Maret 2013: Ayam Panggang Banjar. Tapi sebelumnya saya minta maaf, karena tidak sempat memotret hasil masakan saya sendiri. Terlampau lapar, karena estimasi lama memasak yang jauh dari perkiraan awal. =P
Bahan
Ayam 1 ekor, potong 4 bagian; Jahe 2 ruas jari, kupas dan haluskan; Bawang putih 4 siung, haluskan; Air jeruk nipis 2 sdm; Garam 1 sdt; Kayu manis 3 cm; Merica bubuk 1/4 sdt; Gula pasir 1 sdt; Gula merah 50gr, sisir; Kecap manis 5 sdm; Saus tomat 100gr; Air 1lt; Minyak goreng 3 sdm.
Bumbu halus
Bawang merah 200gr; Bawang putih 100gr; Kencur 2 ruas jari, kupas; Cabai merah kering 50gr; Cabai merah 50gr.
Bahan Acar Banjar
Wortel 1 buah, potong korek api; Kubis 100gr, iris halus; Bawang merah 5 butir, iris halus; Cabai rawit merah 10 buah; Cuka 2 sdm; Garam 1/2 sdt; Gula pasir 1 sdt.
Cara membuat
1. Acar Banjar: Siram potongan wortel dan kubis dengan air mendidih secukupnya, tiriskan. Campur semua bahan dan aduk hingga tercampur rata. Sisihkan.
2. Lumuri ayam dengan bawang putih, jahe, air jeruk nipis dan garam selama 20 menit.
3. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum. Tambahkan sisa bumbu (kayu manis, garam, merica bubuk, gula, gula merah, kecap manis dan saus tomat), aduk. Tumis hingga matang.
4. Maukkan daging ayam, tuang air. Aduk, kecilkan api. Masak ayam selama 45 menit hingga matang.
5. Bakar ayam di atas bara api hingga matang dan berwarna kecokelatan, angkat.
6. Sajikan ayam panggang banjar dengan sisa bumbu ungkepan dan acar banjar
Tips
- Saya sarankan menggunakan ayam yang berukuran besar, karena bumbu yang dihasilkan cukup banyak.
- Bumbu sisa ungkepan dapat juga dimanfaatkan untuk membuat nasi goreng kambing/aceh. Untuk menambah aroma khas rempah, dalam mengolah menjadi bumbu nasi goreng, dapat ditambahkan bunga pekak & kapulaga.
- Waktu persiapan hingga selesai minimal 75 menit. Jadi jangan memulai memasak dalam keadaan perut kosong seperti saya, ujung-ujungnya jadi ga sabaran. =D
Wah, sudah lama tidak menulis tentang masak-memasak. Sedikit tercuri perhatian oleh rajut-merajut & perjalanan panjang di tiap minggunya. Hehe. Tapi, jangan khawatir, saya kembali di jalan yang benar dengan menepati janji saya sendiri sekarang. "Memasak 2 resep baru tiap minggunya". =D
Blasteran Tahu Krispi x Batagor. Yumm! |
Catatan
Campuran tepung (di langkah no 3) ini ternyata juga enak untuk menggoreng bahan lainnya. Tempe misalnya, sebelumnya saya rendam dengan air-bawang putih-ketumbar-garam, kemudian digulingkan dalam campuran tepung ini hasilnya ciamik. Bisa jadi alternatif pengganti tepung bumbu instan.